CIREBON, RAKCER.ID – Pemerintah El Salvador kembali menjadi sorotan dunia crypto setelah secara resmi menambah 8 Bitcoin (BTC) ke dalam cadangan nasionalnya dalam sepekan terakhir.
Langkah ini memperkuat posisi El Salvador sebagai negara pertama di dunia yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah sejak tahun 2021.
Dengan penambahan tersebut, total kepemilikan Bitcoin El Salvador kini mencapai 6.230 BTC.
Baca Juga:Aset Keuangan Negara-Negara BRICS Telah Lampaui US$60 TriliunKH Abbas Abdul Jamil Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ulama Pejuang Asal Cirebon yang Terlupakan
Simak Ulasan Lengkap Tentang El Salvador Tambah 8 Bitcoin
Jumlah ini setara dengan sekitar 0,03% dari total pasokan Bitcoin yang maksimal hanya 21 juta BTC.
Kenaikan ini juga mencerminkan strategi jangka panjang pemerintah untuk terus meningkatkan eksposur terhadap aset digital sebagai bagian dari diversifikasi ekonomi.
Menurut data dari Bitcoin Office, nilai total cadangan Bitcoin El Salvador kini mencapai sekitar US$682 juta atau lebih dari Rp11 triliun.
Jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya, terdapat peningkatan nilai sebesar US$875.825 yang berasal dari akumulasi 8 BTC tambahan tersebut.
Langkah ini bukan hanya soal investasi, tetapi juga bagian dari komitmen El Salvador dalam mengadopsi teknologi blockchain dan mata uang digital secara luas.
Presiden Nayib Bukele, yang menjadi tokoh utama di balik kebijakan ini, meyakini bahwa Bitcoin dapat menjadi lindung nilai terhadap inflasi, serta alternatif dari sistem keuangan tradisional yang kerap dianggap tidak stabil dan eksklusif.
Penambahan cadangan ini juga menunjukkan bahwa El Salvador tidak terpengaruh oleh volatilitas jangka pendek pasar kripto.
Baca Juga:Sentuhan Kemanusiaan Bhayangkara: Polresta Cirebon Bedah Rumah Warga Tak MampuSentuhan Kemanusiaan Bhayangkara: Polresta Cirebon Bedah Rumah Warga Tak Mampu
Sebaliknya, negara tersebut terus mengakumulasi Bitcoin dengan strategi pembelian berkala yang konsisten, dikenal dengan istilah “DCA” (Dollar Cost Averaging).
Meski kebijakan ini sempat menuai kritik dari berbagai pihak, terutama lembaga keuangan internasional, El Salvador tetap teguh dalam visinya.
Negara ini bahkan membentuk “Bitcoin Office” untuk mengelola seluruh kebijakan dan strategi terkait aset kripto.
Dengan semakin bertambahnya cadangan Bitcoin, El Salvador menunjukkan kepada dunia bahwa adopsi kripto di tingkat negara bukan sekadar wacana, melainkan langkah nyata menuju sistem ekonomi digital yang lebih terbuka dan terdesentralisasi. (*)