Tragedi Gunung Kuda Saat Tambang Mengorbankan Nyawa

Tragedi Gunung Kuda
Tragedi Gunung Kuda Saat Tambang Mengorbankan Nyawa. Foto: Pinterest - RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Longsor maut di kawasan tambang batu kapur Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, pada 30 Mei 2025 menjadi tragedi kemanusiaan yang mengguncang publik.

Bencana ini menewaskan sedikitnya 18 orang, melukai belasan lainnya, dan menyebabkan kerusakan besar di area tambang.

Peristiwa ini kembali mengingatkan publik akan bahaya eksploitasi tambang di kawasan rawan bencana.

Baca Juga:Skintific 4D Hyaluronic Toner untuk Kulit Lembap dan TangguhSegarkan dan Seimbangkan Kulitmu dengan NPURE

Simak Ulasan Lengkap Tentang Tragedi Gunung Kuda

Gunung Kuda telah lama menjadi lokasi tambang kapur, baik legal maupun ilegal.

Warga dan pemerhati lingkungan telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran soal kelestarian lingkungan dan potensi bahaya longsor akibat aktivitas tambang yang tak terkendali.

Namun, peringatan itu seolah luput dari perhatian serius para pemangku kepentingan.

Pascalongsor, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bertindak tegas dengan mencabut empat izin tambang milik tiga perusahaan yang beroperasi di sekitar lokasi kejadian.

Ia juga memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh aktivitas pertambangan di wilayah Cirebon dan sekitarnya.

“Ini bukan hanya kelalaian, tapi kegagalan sistematis dalam mengelola sumber daya alam.

Nyawa rakyat tidak boleh dikorbankan demi keuntungan jangka pendek,” ujar Dedi dalam konferensi pers di Bandung, sebagaimana dikutip dari Republika dan media lokal.

Baca Juga:Kulit Lebih Sehat dengan True to Skin Mugwort CicaKulit Lembap Maksimal dengan Somethinc Supple Power

Langkah cepat Gubernur Dedi mendapat sambutan positif dari masyarakat dan aktivis lingkungan.

Namun, sebagian kalangan menilai evaluasi tidak cukup jika tidak dibarengi dengan reformasi kebijakan jangka panjang.

Mereka menuntut penutupan permanen tambang-tambang di zona merah serta pemberdayaan ekonomi alternatif bagi warga sekitar.

Menurut catatan Badan Geologi, struktur tanah Gunung Kuda bersifat mudah longsor, terutama saat musim hujan.

Kombinasi cuaca ekstrem dan pembongkaran lereng secara masif memperparah risiko bencana.

Tragisnya, banyak pekerja tambang yang menjadi korban adalah buruh harian tanpa perlindungan asuransi atau standar keselamatan yang memadai.

“Korban adalah mereka yang bekerja tanpa pilihan lain. Negara harus hadir memberi solusi ekonomi, bukan hanya reaksi setelah kejadian,” kata Suryana, aktivis dari Forum Cirebon Hijau.

Tragedi ini memunculkan desakan kuat untuk menghentikan eksploitasi alam secara membabi buta.

0 Komentar