CIREBON,RAKCER.ID – Crypto market mengalami gejolak besar dalam 24 jam terakhir, dengan total nilai likuidasi mencapai lebih dari US$817,2 juta atau sekitar Rp13,3 triliun.
Data ini berdasarkan laporan platform analitik blockchain Coinglass, yang mencatat peristiwa ini sebagai salah satu likuidasi harian terbesar dalam beberapa hari terakhir.
Total likuidasi ini melibatkan sekitar 169.486 trader dari seluruh dunia, menunjukkan betapa volatilitas ekstrem masih menjadi ciri khas utama pasar aset digital.
Baca Juga:WLFI Trump Kembali Akuisisi Ethereum, Kini Untung Rp375 MiliarUji Jalan Chery Omoda 5: Performa, Kenyamanan, dan Efisiensi Bahan Bakar
Simak ulasan lengkap tentang Pasar Crypto Alami Likuidasi
Posisi Long Mendominasi Kerugian
Dari total likuidasi yang terjadi, US$511 juta berasal dari posisi long posisi beli yang bertaruh bahwa harga aset akan naik.
Sementara itu, US$302 juta berasal dari posisi short, yaitu posisi jual yang mengharapkan harga turun.
Hal ini mengindikasikan bahwa banyak trader terlalu optimistis terhadap kenaikan harga crypto dalam waktu singkat, namun pergerakan pasar yang tidak sesuai ekspektasi justru membalikkan keadaan dan memicu gelombang likuidasi.
Binance dan Bybit Paling Terkena Dampak
Berdasarkan bursa yang paling terdampak, Binance berada di posisi teratas dengan total likuidasi senilai US$369 juta.
Disusul oleh Bybit, yang mencatat likuidasi sebesar US$190 juta.
Besarnya angka ini menunjukkan bahwa mayoritas trader aktif di dua platform tersebut, serta potensi leverage (pinjaman modal untuk berdagang) yang tinggi juga menjadi pemicu percepatan likuidasi ketika harga mulai berbalik arah.
Ethereum Paling Banyak Terlikuidasi
Yang menarik, Ethereum (ETH) menjadi aset kripto yang paling banyak terlikuidasi hari ini, dengan nilai mencapai US$261 juta.
Baca Juga:Chery Omoda 5 EV Meluncur di Indonesia, Tantangan Baru di Pasar SUV ListrikWanita Ini Beli Rumah dengan Bitcoin dari Pemberian Sang Mantan
Disusul oleh Bitcoin (BTC) sebesar US$140 juta, dan XRP dengan total US$96 juta.
Kondisi ini terjadi di tengah tren kenaikan harga beberapa aset utama selama beberapa pekan terakhir, dipicu oleh kabar positif seperti adopsi institusional, perkembangan ETF spot, dan kebijakan regulasi yang lebih terbuka di beberapa negara.
Namun, lonjakan harga juga membuat banyak trader ritel membuka posisi leverage tinggi dengan harapan profit besar, yang akhirnya justru menjadi bumerang ketika pasar berbalik arah.
Penyebab Cadangan Strategis Institusi