Analis menilai bahwa peristiwa likuidasi besar ini berkaitan dengan aksi beberapa institusi besar yang membentuk cadangan crypto strategis.
Ketika harga mulai melonjak akibat akumulasi besar-besaran dari pihak institusional, banyak trader mencoba mengikuti tren tersebut dengan leverage tinggi.
Namun, saat pasar memasuki fase koreksi teknikal atau manipulasi jangka pendek, posisi leverage yang tidak terlindungi akhirnya otomatis dilikuidasi oleh sistem bursa.
Penutup
Baca Juga:WLFI Trump Kembali Akuisisi Ethereum, Kini Untung Rp375 MiliarUji Jalan Chery Omoda 5: Performa, Kenyamanan, dan Efisiensi Bahan Bakar
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi seluruh pelaku pasar, khususnya trader retail, bahwa risiko dalam perdagangan aset kripto sangat tinggi terlebih ketika menggunakan margin atau leverage besar.
Likuidasi dalam skala triliunan rupiah bisa terjadi dalam waktu singkat. (*)