Kamera kamera dengan daya tangkap yang sangat tajam yang bisa juga ditempatkan di berbagai sudut sudut lapangan yang saling terhubung dengan panel komputer melalui kabel fiber optik. Sehingga meminimalisir ganguan gangguan teknis yang akurasinya mencapai 3,6 milimeter.
Wide, in, out, atau out yang sangat tipis sekali ? masih bisa tertangkap dengan teknik olahraga mata elang ini. Di balik ketapatannya teknologi ini memakan biaya yang sangat cukup tinggi dikarenakan jumlah kamera serta berbagai perangkat yang harus dan disiapkan pada tahun 2019, sebuah laporan yang menyatakan bahwa pemasangan pada Hawk eye pada satu lapangan saja dapat memakan biaya yang sangat mahal yaitu sebesar 100.000 dolar AS.
Terlebih juga para pemain bulutangkis atau tenis dapat meminta challenge 2 kali saja dalam satu pertandingan itu.
Baca Juga:5 Transfer Termahal dalam Sepak Bola Wanita, Olivia Pecahkan Rekor4 Pemain Kelas Dunia yang Menggunakan Nomor Punggung 14, Klub baru Masing Masing
2. VAR
Siapa yang menyaksikan pertandingan Final Piala AFF U-23 yang dimana Timnas Indonesia yang berhadapan oleh Timnas Vietnam di stadion Utama GBK. Timnas Indonesia menerima kekalahan dengan skor tipis 1-0.
Namun dibalik kekelahan itu, banyak pemain Indonesia yang dilanggar keras tetapi keputusan wasit hanya mendapat kartu kuning saja, padahal itu pelanggaran keras.
VAR dikembangan pada tahun 2010 oleh liga Belanda ( KNVB ) dan diperkenalkan lewat Major League Soccer (MLS) pada 2016, Vidio Assistant Referee (VAR) adalah teknologi olahraga dalam dunia olahraga var ini untuk meninjau kembali keputusan wasit mengenai gol dan pelanggaran.
Perkembangan ini sempat maju mundur, dikarenakan oleh presiden FIFA saat itu, Sepp Blater, ia tidak menerima proposasl VAR dalam sepakbola. Setelah ia korupsi penggantinya adalah Gianni Infantino ia menyambut sangat gembira akan kehadiran VAR ini.
Wasit akan memberikan isyarat TV untuk melihat tayangan ulang. Oleh karena itu, tidak jarang gol yang dianulir atau tendangan penalti yang diberikan setelah wasit melihat tayangan VAR yang ada di TV. Meskipun hingga saat ini VAR digunakan sebagai opini kedua mungkin saat ini masih diragukan karena teknologi olahraga ini sering salah melihat dan sering salah mengambil keputusan, sehingga perlu sangat untuk pengembangan selanjutnya.