Cara Memahami Saham untuk Pemula Dalam 30 Menit, Simak Yuk Penjelasannya

Cara Memahami Saham untuk Pemula Dalam 30 Menit
Grafik Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kenaikan harga saham. Foto: tangkapan layar @TradingView/rakcer.id
0 Komentar

Daripada boncos 50%, lebih baik kalah dari inflasi 4%. Jadi, lebih baik pegang uang tunai daripada beli saham gorengan tanpa analisa dan malah rugi besar.

Jangan terlalu percaya konsep “cut loss itu wajar”. Itu bukan prinsip investasi sejati—itu prinsip broker yang ingin investor sering jual beli. Tujuan kita adalah mempertahankan modal, bukan mengorbankannya demi harapan kosong.

Prinsip ketiga adalah return yang memadai (adequate return). Graham tidak pernah menyarankan kita mengejar return yang luar biasa tinggi.

Baca Juga:Ahmad Luthfi Jadikan Desa Penggarit Sebagai Role Model Pengelolaan Sampah Berbasis DesaBank bjb Tumbuh Positif di Tengah Tantangan, Cetak Laba Rp606 Miliar pada Triwulan I 2025

Dia tahu bahwa investasi terbaik adalah yang tumbuh stabil dalam jangka panjang. Warren Buffett pun rata-rata hanya menghasilkan 20% per tahun, tapi dilakukan secara konsisten dan dalam waktu lama.

Return 13%, 15%, atau 20% per tahun sudah lebih dari cukup. Misalnya, beli BCA dan tidur selama beberapa tahun, hasilnya tetap stabil. Beli Apple dan tahan, juga memberi return bagus. Jadi tidak perlu cari saham yang bisa “multibagger” atau naik ribuan persen dalam semalam.

Investasi bukan tentang mencari jackpot. Tapi tentang membangun kekayaan secara bertahap, dengan strategi yang jelas dan disiplin.

Sekarang, kita masuk ke konsep terpenting dari Benjamin Graham, yaitu margin of safety. Bayangkan kalian sedang mengemudikan truk yang beratnya 80 ton. Di depan kalian ada jembatan dengan kapasitas maksimum 100 ton.

Pertanyaannya, apakah kalian berani menyeberang? Mungkin sebagian besar orang bilang berani, karena masih ada sisa 20 ton. Tapi kalau saya pribadi, saya tidak akan menyeberang.

Kenapa? Karena bisa saja yang membangun jembatan salah hitung. Bisa saja ternyata daya tahannya hanya 88 ton. Jadi walaupun kelihatannya aman, sebenarnya tetap berisiko.

Kalau truk kita 110 ton, dan kita tetap nekat menyeberang di jembatan 100 ton, orang akan bilang kita gila. Tapi anehnya, banyak orang melakukan hal ini di pasar saham.

Baca Juga:Polda Jabar Dalami kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah untuk Lembaga Keagamaan di TasikmalayaPaguyuban Silihwangi Gelar Gerakan Penghijauan

Mereka membeli saham yang harganya sudah jauh di atas nilai wajarnya. Mereka menyeberang tanpa margin of safety. Padahal, di investasi, kita hanya mau masuk kalau peluang keuntungannya besar dan risikonya kecil.

Saya hanya mau “menyeberang” jika truk saya 50 ton dan jembatannya 100 ton. Artinya, saya hanya mau beli saham saat harganya jauh di bawah nilai intrinsik.

0 Komentar