Dengan uang yang sama, 1 juta, apakah 400 juta? apakah 500? apakah sama 240? enggak mungkin sama kan, pasti lebih. Berapa? 300, 400, 500, 600, 700 hasilnya adalah lebih dari 1,1 miliar.
Jauh kan bedanya, cuman taruh doang gitu, ini cuman taruh di indeks, kita enggak stock picking, kita taruh di indeks saja.
Itu menghasilkan segitu, gimana kita misalnya taruh saham BCA 20% per tahun? atau bahkan saham-saham lain yang bisa lebih tinggi returnnya? ya jadi kita lihat di sini, compounding itu sangat amat powerful, 240 juta cuma nabung tergerus inflasi, 1,1 miliar lebih kalau investasi.
Baca Juga:Ahmad Luthfi Jadikan Desa Penggarit Sebagai Role Model Pengelolaan Sampah Berbasis DesaBank bjb Tumbuh Positif di Tengah Tantangan, Cetak Laba Rp606 Miliar pada Triwulan I 2025
Uangnya sama, nabungnya sama, sejuta tapi beda taruh tempat aja, itu hasilnya akan jauh lebih besar.
Nah tapi pertanyaannya apakah kita perlu pintar banget ekonomi untuk bisa saham, ya jawabannya enggak, kita enggak perlu kok ngerti banget tentang makro ekonomi, tentang mikro ekonomi.
Jadi kalian jangan anggap ini seperti pelajaran yang bahasa alien gitu, tapi gua akan coba simplifikasi hal-hal yang orang biasa ngomongin sebagai ribet.
Nah, sebelum kita membeli saham kita harus tahu bahwa instrumen aset class saham itu memiliki dua keuntungan: yang pertama adalah tentunya yang kita ekspektasikan adalah capital gain, yaitu kenaikan harga sahamnya.
Contohnya saham A harganya 1.000 misalnya, 5 tahun lagi Harganya 1.500, kita akan ada kenaikan di sana sekitar 50%.
Jadi itu adalah yang kita cari yaitu capital gain, yang kedua adalah dividen, karena perusahaan itu kan biasa menghasilkan profit dan dari profit perusahaan itu antara diinvestasikan balik ke bisnisnya atau dia misalnya share buyback atau dia lakukan yang namanya pembagian dividen ke pemegang saham.
Jadi, dividen itu contohnya seperti yang dilakukan oleh Bank BCA. Mereka membagikan dividen misalnya sebesar 1,7% ketika perusahaan mendapatkan laba dan ingin membagikannya kepada para pemegang saham.
Baca Juga:Polda Jabar Dalami kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah untuk Lembaga Keagamaan di TasikmalayaPaguyuban Silihwangi Gelar Gerakan Penghijauan
Jadi, selain sahamnya naik 20% per tahun, mereka juga membagikan dividen sebesar 1,7%. Contoh lainnya adalah perusahaan besar seperti Apple atau Google, yang tidak selalu membagikan dividen.
Perusahaan seperti Berkshire Hathaway misalnya, tidak membagikan dividen, tetapi lebih fokus pada pembelian kembali saham (share buyback) untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. Jadi, keuntungan yang kita dapatkan dari perusahaan bisa datang dari kenaikan harga saham dan juga dari pembagian hasil laba perusahaan.