Ini tidak disponsori, jadi saya menyebutkan banyak nama sebagai referensi. Dalam memilih sekuritas, perhatikan juga biaya transaksi (fee) dan fitur-fitur yang tersedia.
Kalau kalian suka trading online, Indo Premier bisa jadi pilihan. Kalau fee Mirae lebih murah dan cocok dengan volume transaksi kalian, silakan pilih Mirae. Atau kalau kalian lebih suka pakai dealer, bisa pilih Semesta, Buana, atau Trimegah.
Seperti memilih merek fashion, ada yang suka LV, Gucci, atau Dior. Sekuritas juga sama, pilih saja yang paling nyaman buat kalian. Setelah memilih sekuritas, langkah berikutnya adalah mendaftar.
Baca Juga:Ahmad Luthfi Jadikan Desa Penggarit Sebagai Role Model Pengelolaan Sampah Berbasis DesaBank bjb Tumbuh Positif di Tengah Tantangan, Cetak Laba Rp606 Miliar pada Triwulan I 2025
Sekarang, proses pendaftaran jauh lebih mudah dan cepat karena sudah bisa dilakukan secara online. Biaya pembukaan akun pun lebih terjangkau.
Saya tidak akan buat tutorial khusus karena sudah banyak di internet. Silakan kalian pilih dan daftar sendiri di sekuritas yang kalian suka.
Sekarang, saya akan jelaskan perbedaan antara spekulasi dan investasi. Spekulasi itu seperti beli tiket lotre—membeli saham dengan harapan naik 10 atau 20 kali lipat dalam waktu singkat, tanpa dasar yang kuat. Sedangkan investasi adalah proses jangka panjang yang sistematis dan didasarkan pada analisis mendalam.
Dalam investasi, kita mencari yang namanya “risk-adjusted return”, yaitu keuntungan yang diperhitungkan berdasarkan risiko yang kita tanggung. Jangan cuma mengejar return tinggi, tapi tidak siap menanggung risikonya.
Saham memang memiliki risiko, dan harga dari return adalah volatilitas. Semakin tinggi return, biasanya semakin tinggi juga volatilitasnya.
Contohnya, Bitcoin bisa memberikan return besar, tapi volatilitasnya jauh lebih tinggi daripada saham-saham big cap seperti BCA. Saham BCA misalnya, tidak terlalu volatil, namun kenaikannya konsisten dan stabil.
Sementara ada juga saham-saham kecil yang sangat fluktuatif, seperti saham BUMI. Bisa turun ke gocap (Rp50), lalu naik ke Rp180, lalu turun lagi. Gaya investasi seperti ini tergantung karakter masing-masing, tapi jangan jadi spekulan—jadilah investor.
Baca Juga:Polda Jabar Dalami kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah untuk Lembaga Keagamaan di TasikmalayaPaguyuban Silihwangi Gelar Gerakan Penghijauan
Konsep dari Benjamin Graham, guru dari Warren Buffett, menyebut pasar saham sebagai “Mr. Market.” Mr. Market ini ibarat orang yang sangat moody, kadang panik, kadang serakah.