Bandar cerdas bahkan tahu cara menjaga harga agar tidak jatuh, dan tetap bisa meraup untung dari selisih harga beli dan jual. Mereka bisa beli saat harga turun, dan perlahan mendorong harga naik untuk menarik minat investor ritel.
Akhirnya, pertanyaan yang paling besar adalah: siapa sebenarnya bandar saham di Indonesia? Jawabannya cukup mengejutkan—sering kali, bandar terbesar adalah pemilik saham atau owner emiten itu sendiri. Karena itu, jika kita membeli saham tanpa “izin” dari owner, kita bisa saja diguyur habis oleh mereka.
Contoh yang sudah banyak diketahui publik adalah saham-saham seperti Hanson International (MYRX) milik Benny Tjokrosaputro. Dalam kasus tersebut, owner-lah yang menjadi bandar karena mereka bisa mengatur harga semaunya.
Baca Juga:Bikin Kaget! Penipu Terbesar Dalam Sejarah Crypto: Sam-Bankman FriedCara Memahami Saham untuk Pemula Dalam 30 Menit, Simak Yuk Penjelasannya
Insider trading pun tidak sulit dilakukan di Indonesia karena membuka akun sekuritas dengan nama orang lain bukan hal yang mustahil.
Sistem kerja bandar pun beragam. Ada yang hanya sekadar menggoreng harga lalu kabur, dan ada juga yang pintar menjaga harga agar tetap stabil.
Bandar jenis kedua biasanya menjual di harga tinggi, lalu membeli kembali di harga rendah, dan mengulang siklus tersebut. Mereka tidak butuh dana besar untuk kembali menaikkan harga, cukup memberi sedikit dorongan agar investor ritel mengikuti.
Maka, jika ingin sukses di pasar saham, kita harus memahami kepentingan pemilik emiten. Saham-saham besar seperti BCA, BRI, dan BNI memang cocok untuk investasi jangka panjang.
Namun, sebagian besar saham di Indonesia, terutama small cap, perlu dipahami dengan pendekatan money flow dan kepentingan pemiliknya.
Contohnya, ketika saham masuk ke indeks MSCI, sering kali justru terjadi aksi jual oleh bandar lokal. Mereka menggunakan momentum tersebut untuk membuang saham karena tahu akan ada investor institusi asing yang membeli. Jadi, memahami waktu dan motif bandar sangat penting.
Walaupun pasar saham Indonesia penuh ketidakadilan dan manipulasi, semua kembali ke kemampuan kita. Seperti bermain pingpong melawan lawan tak terlihat, kita tetap bisa menang jika tahu cara bermainnya dan memiliki pengetahuan yang cukup. Dunia saham bukan permainan yang adil, tetapi bukan berarti mustahil untuk dimenangkan.