5 Kalimat 'Beracun' yang Bikin Anak Tidak Mau Mendengarkan, Menurut Ahli Parenting

5 Kalimat \'Beracun\' yang Bikin Anak Tidak Mau Mendengarkan, Menurut Ahli Parenting
Kalimat yang jangan diucapkan didepan anak. Foto: Pinterest/rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Mengasuh dan mendidik anak bukanlah pekerjaan sehari dua hari, melainkan proses seumur hidup.

Salah satu tantangan terbesarnya adalah ketika anak menolak mendengarkan nasihat orangtua.

Menurut ahli parenting Reem Raouda, yang telah meneliti lebih dari 200 hubungan orangtua–anak, ada pola yang menarik.

Baca Juga:4 Dampak Mengejutkan di Otak Anak Jika Terlalu Sering Dimarahi OrangtuaFilm Panggil Aku Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hangat Hati dan Siap Menguras Air Mata

Anak yang mau mendengarkan orangtua biasanya tidak diancam, tidak disuap, dan tidak dihukum keras.

Sebaliknya, orangtua tersebut menggunakan bahasa yang mendorong anak mau bekerja sama.

Masalahnya, banyak orangtua tanpa sadar menggunakan kalimat “beracun” yang memicu respons fight or flight (bertahan atau melawan) di otak anak. Akibatnya, anak justru fokus bertahan hidup secara emosional, bukan belajar.

Berikut lima kalimat yang sebaiknya dihindari agar anak mau mendengarkan, beserta alternatif yang lebih efektif.

1. “Karena Ibu Bilang Begitu”

Efeknya: Menghentikan komunikasi dua arah dan mengajarkan “kepatuhan buta” tanpa anak memahami alasannya.

Ubah menjadi: “Ibu tahu kamu tidak suka keputusan ini. Ibu akan menjelaskannya, lalu kita lanjut.”

Kenapa berhasil: Anak merasa dihargai dan mengerti alasan di balik aturan yang diberikan.

2. “Kalau Kamu Tidak Nurut, Kamu Kehilangan [Hak X]”

Efeknya: Ancaman memicu perlawanan dan membuat anak masuk mode bertahan.

Baca Juga:5 Rahasia Anak Finlandia Tumbuh Cerdas dan BahagiaApakah Anak Anda Sangat Cerdas? Ini 3 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Menjadi Tanda

Ubah menjadi: “Saat kamu siap melakukan [perilaku X], kita bisa lanjut ke [aktivitas yang diinginkan].”

Kenapa berhasil: Memberikan rasa kontrol pada anak sambil tetap mempertahankan ketegasan orangtua.

3. “Berhenti Menangis, Kamu Baik-Baik Saja”

Efeknya: Mengabaikan emosi anak dan membuat mereka merasa perasaannya salah.

Ubah menjadi: “Ibu lihat kamu kesal. Coba ceritakan apa yang terjadi.”

Kenapa berhasil: Anak merasa didengarkan sehingga lebih cepat tenang dan percaya pada orangtua.

4. “Berapa Kali Ibu Harus Bilang?”

Efeknya: Memicu rasa frustrasi di kedua pihak tanpa menyelesaikan masalah.

Ubah menjadi: “Ibu sudah menanyakan ini beberapa kali. Bantu Ibu memahami apa yang membuat ini sulit bagimu.”

Kenapa berhasil: Mengajak anak mengurai hambatan yang mereka rasakan sehingga solusi bisa ditemukan.

5. “Kalau Kamu Tidak Mau, Ibu Tidak Sayang Lagi”

0 Komentar