CIREBON, RAKCER.ID – Hidup tidak selalu mulus. Akan ada tantangan dan masalah yang harus dihadapi, termasuk oleh anak-anak kita di masa depan.
Sebagai orangtua, naluri pertama tentu ingin melindungi mereka. Namun, kita tidak bisa selalu ada di setiap langkah hidup anak.
Karena itu, tugas orangtua bukan hanya melindungi, tapi juga mempersiapkan anak menghadapi kesulitan dengan mental yang kuat.
Baca Juga:4 Dampak Mengejutkan di Otak Anak Jika Terlalu Sering Dimarahi OrangtuaFilm Panggil Aku Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hangat Hati dan Siap Menguras Air Mata
Psikolog Aliza Pressman memperkenalkan konsep 5R Parenting Rules untuk membantu anak tumbuh tangguh dan bermental baja.
Berikut penjelasannya.
1. Relationships (Hubungan)
Hubungan yang kuat antara orangtua dan anak adalah fondasi ketangguhan. Anak yang merasa aman dan terhubung akan lebih mampu mengatasi stres.Pressman membagi stres menjadi:
Stres positif: Dorongan semangat seperti sebelum hari pertama sekolah.
Stres yang dapat ditoleransi: Misalnya kehilangan orang tercinta, tapi bisa diatasi dengan dukungan.
Stres beracun: Stres berat tanpa dukungan, seperti kekerasan atau kesulitan ekonomi berkepanjangan.
Hubungan yang penuh rasa aman dapat mengubah stres beracun menjadi stres yang dapat ditoleransi.
2. Reflection (Refleksi)
Luangkan waktu untuk refleksi, meski hanya sebentar. Ini membantu orangtua merespons dengan bijak, bukan secara impulsif.
Ajak anak ikut refleksi, misalnya sambil duduk santai di sofa. Kebiasaan ini membantu mereka menjadi lebih tenang dan siap menghadapi masalah.
3. Regulation (Regulasi Diri)
Baca Juga:5 Rahasia Anak Finlandia Tumbuh Cerdas dan BahagiaApakah Anak Anda Sangat Cerdas? Ini 3 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Menjadi Tanda
Anak meniru cara orangtua mengatur emosi. Tetap tenang saat menghadapi masalah akan mengajarkan anak cara merespons situasi sulit tanpa panik.
Ajarkan anak bernapas dalam, mengakui perasaannya, dan memilih tindakan yang tepat. Ini melatih pengendalian diri mereka.
4. Rules (Peraturan)
Peraturan memberi rasa aman. Tekankan dua hal:
Boundaries: Batasan untuk melindungi diri sendiri.
Limits: Batasan untuk perilaku yang dapat diterima.
Aturan yang jelas, konsisten, dan masuk akal membuat anak tahu apa yang diharapkan dan berani menetapkan batas untuk dirinya sendiri.
5. Repair (Memperbaiki Hubungan)
Bukan sekadar meminta maaf, tetapi memperkuat koneksi.
Jika orangtua sempat mengabaikan anak, akui kesalahan, lalu kembali memberikan perhatian penuh. Anak yang merasa dicintai dan dihargai akan lebih mudah bangkit dari tantangan.