CIREBON, RAKCER.ID – Setiap anak pasti pernah merasa marah. Bedanya, cara mereka mengekspresikan emosi sering kali masih belum terkendali. Ada yang menangis kencang, teriak, bahkan melempar barang.
Padahal, melampiaskan emosi dengan cara merusak bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Nah, tugas orang tua adalah membantu anak belajar cara menyalurkan perasaannya dengan aman.
Baca Juga:Tidur Nyenyak Sebelum Jam 11 Malam, Kunci Anak Bertubuh Tinggi IdealAnak Sering Terbangun Tengah Malam? Mungkin Saatnya Coba Sleep Training
Marah itu wajar, tapi harus ada batas sehatnya. Yuk, kita bahas bagaimana cara melatih anak mengekspresikan emosi dengan tepat!
1. Ajarkan Anak Mengenali Emosi
Sebelum bisa mengendalikan amarah, anak perlu tahu dulu apa yang sedang ia rasakan. Orang tua bisa membantu dengan menyebutkan nama emosi. Misalnya:
“Kamu kelihatan kesal karena mainannya diambil, ya?”
“Sepertinya kamu marah karena Mama bilang tidak boleh jajan lagi.”
Dengan begitu, anak belajar mengenali perasaannya dan tahu bahwa marah itu bukan hal yang salah.
2. Validasi Emosi Anak
Jangan buru-buru bilang “jangan marah” atau “nggak boleh nangis.” Kalimat itu membuat anak merasa emosinya tidak penting. Lebih baik validasi dengan kalimat seperti:
“Wajar kok kamu marah.”
“Mama ngerti kamu kecewa.”
Validasi membuat anak merasa didengar, sehingga mereka lebih mudah menerima arahan.
3. Beri Contoh Cara Meluapkan Emosi
Anak meniru orang tua. Kalau orang tua sering marah dengan teriak atau melempar barang, anak akan menganggap itu normal. Sebaliknya, kalau orang tua bisa menunjukkan cara menenangkan diri, anak pun akan belajar hal yang sama.
Beberapa contoh:
Tarik napas dalam-dalam.
Pergi sebentar ke kamar untuk menenangkan diri.
Bicara dengan kata-kata, bukan dengan tangan. 4. Tawarkan Alternatif Aman
Baca Juga:5 Manfaat Ajaib Aktivitas Outdoor untuk Anak yang Jarang Diketahui Orang TuaJarang Orang Tua Tahu! Polusi Udara Bisa Picu Stunting pada Anak, Ini Penjelasannya
Kalau anak sedang marah besar, beri cara meluapkan emosi yang aman:
Menulis atau menggambar perasaannya.
Memeluk bantal.
Berteriak di tempat yang aman (misalnya ke bantal).
Dengan begitu, mereka tetap bisa mengeluarkan emosi tanpa merusak barang atau menyakiti orang lain.
5. Gunakan Komunikasi Positif
Saat anak sudah tenang, ajak ngobrol dengan cara yang sederhana. Contoh: