Jangan Salah Didik! Begini 5 Cara Tepat Membentuk Growth Mindset Anak Sejak Usia Dini

Jangan Salah Didik! Begini 5 Cara Tepat Membentuk Growth Mindset Anak Sejak Usia Dini
Membentuk Growth Mindset Anak. Foto: Pinterest/rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Setiap orang tentu akan menghadapi kegagalan dalam hidupnya, termasuk anak-anak.

Entah itu gagal saat belajar, tidak berhasil meraih juara kelas, atau kalah dalam perlombaan di sekolah, semua pengalaman itu bisa menjadi momen berharga.

Cara anak merespons kegagalan justru akan membentuk mental dan karakter mereka di masa depan.

Baca Juga:9 Gaya Parenting Unik dari Seluruh Dunia yang Bisa Bikin Orang Tua TerkejutBelajar Parenting dari Selebriti, 3 Inspirasi Pola Asuh yang Hangat, Tegas, dan Penuh Nilai

Di sinilah peran orangtua dan pendidik sangat penting. Anak perlu dibantu memahami bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses belajar yang wajar.

Salah satu cara efektif untuk menanamkan sikap ini adalah dengan membangun growth mindset sejak usia dini.

Apa Itu Growth Mindset?

Growth mindset adalah pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan seseorang bisa berkembang melalui usaha, latihan, dan belajar dari kesalahan.

Anak-anak dengan pola pikir ini biasanya lebih tangguh, tidak takut gagal, dan berani mencoba hal baru. Mereka melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar, bukan hambatan.

Sebaliknya, anak yang memiliki fixed mindset cenderung berpikir bahwa dirinya “tidak bisa” atau “tidak cukup pintar”.

Pola pikir ini membuat mereka mudah menyerah dan takut menghadapi tantangan.

Maka dari itu, growth mindset menjadi fondasi penting agar anak lebih percaya diri dan pantang menyerah.

Baca Juga:5 Tanda Anak Jadi People Pleaser dan Cara Mengatasinya4 Cara Pola Asuh Responsif Membuat Anak Tumbuh Sehat

Cara Menanamkan Growth Mindset pada Anak

Menanamkan growth mindset bukan hanya soal kata-kata motivasi, melainkan juga lewat sikap nyata orangtua maupun guru dalam keseharian. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

1. Jadi Contoh Lewat Perilaku

Anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat. Saat orangtua atau guru menghadapi kesulitan, tunjukkan cara mengelola emosi dan mencari solusi.

Misalnya, ketika mencoba resep baru yang gagal, katakan: “Wah, belum berhasil, ya. Tapi nggak apa-apa, besok kita coba lagi dengan cara berbeda.” Hal sederhana ini mengajarkan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses.

2. Apresiasi Proses, Bukan Hanya Hasil

Daripada memuji anak dengan kalimat “Kamu pintar sekali!”, lebih baik fokus pada usaha mereka.

Contohnya: “Mama lihat kamu berusaha keras menyusun balok ini, hebat, deh, kamu nggak langsung menyerah.” Pujian seperti ini membantu anak memahami bahwa kerja keras lebih penting daripada sekadar hasil akhir.

0 Komentar