Psikolog Carly Dober dari Australian Association of Psychologists menegaskan, ketika Ayah pasif, beban pengasuhan otomatis jatuh lebih berat ke Bunda.
Data menunjukkan:
1. Perempuan masih memikul 70% beban mental keluarga.
2. Dua kali lebih banyak perempuan mengalami kelelahan orang tua dibanding laki-laki.
“Menjadi orang tua default bisa sangat melelahkan, apalagi harus memikul beban emosional dan kognitif dari semua keputusan,” ujarnya.
Kondisi ini berisiko memengaruhi kesejahteraan mental, karier, bahkan hubungan pasangan.
Baca Juga:Me Time Bukan Egois, Inilah Pentingnya Meluangkan Waktu untuk Diri Sendiri bagi Orang TuaMembacakan Buku Sejak Bayi Bikin Anak Cepat Bicara, Hindari Gadget Ya Dulu!
Cara Menghindari Passenger Parenting
Menurut pakar parenting Justin Coulson Ph.D., salah satu cara melibatkan Ayah lebih aktif adalah dengan “check-in mingguan” bersama pasangan. Diskusi rutin tentang apa yang berjalan baik, apa yang tidak, dan apa yang bisa diperbaiki, dapat membantu menyeimbangkan peran.
Psikolog Carly Dober juga menambahkan pentingnya saling bersikap baik dan terbuka.
“Kamu dan pasangan ada dalam perjalanan yang sama. Tidak ada cara pengasuhan yang seragam, yang penting adalah menemukan pola yang sesuai untuk keluarga kalian,” katanya.
Passenger parenting mungkin terdengar modern dan praktis, apalagi bagi orang tua yang sibuk.
Namun, jika tidak diimbangi dengan komunikasi dan peran yang setara, gaya pengasuhan ini berisiko membuat Ayah terpinggirkan dan Bunda kewalahan.
Pada akhirnya, pengasuhan bukan soal siapa yang memimpin atau siapa yang menjadi penumpang, melainkan bagaimana keduanya bisa bekerja sama demi tumbuh kembang anak yang sehat, bahagia, dan seimbang.