4. Hindari Membandingkan
Kalimat seperti, “Lihat adik anteng, kamu kok rewel?” hanya akan membuat kakak merasa tersisih. Fokuslah pada kelebihan masing-masing anak.
5. Bangun Kolaborasi, Bukan Kompetisi
Alih-alih menyuruh kakak, ajak ia bekerja sama. Contohnya seperti “Kak, bantu Bunda bacain cerita buat adik, nanti gantian Bunda bacain cerita spesial buat Kakak.”
Menurut Child Mind Institute, sibling jealousy adalah bagian normal dari perkembangan emosi anak.
Baca Juga:Anak Introvert vs Ekstrovert: Mana yang Lebih Hebat? Yuk, Kenali Kepribadian Buah Hati!Jalan Kaki untuk Menurunkan Berat Badan: Murah, Mudah, dan Efektif
Namun, orang tua perlu mengarahkan rasa cemburu ini agar tidak berkembang menjadi konflik berkepanjangan.
Kuncinya ada pada tiga hal yakni kasih sayang yang seimbang, keterlibatan anak, dan komunikasi terbuka.
Dengan itu, kakak dan adik bisa belajar berbagi, berempati, sekaligus membangun ikatan yang kuat.
Jadi, rasa cemburu antar saudara kandung bukanlah hal buruk. Justru ini kesempatan emas bagi anak untuk belajar mengelola emosi, berbagi, dan memahami arti keluarga.
Dengan pola asuh yang bijak, sibling jealousy bisa berubah jadi fondasi hubungan kakak-adik yang penuh cinta dan saling mendukung sepanjang hidup.