CIREBON, RAKCER.ID – Pernahkah orang tua melihat si kecil menjerit, melempar barang, atau menangis tanpa henti saat marah?
Atau justru memilih diam dan menutup diri ketika sedang sedih? Itu tandanya anak sedang berjuang menyalurkan emosinya.
Anak berhak marah, kecewa, bahkan sedih. Tapi yang terpenting adalah bagaimana mereka belajar mengekspresikan emosi itu dengan cara yang aman, sehat, dan tepat.
Baca Juga:Rahasia Parenting, Validasi Emosi Anak Bikin Hubungan Lebih DekatMain Lumpur Lebih Baik daripada Main Gadget? Ini Rahasia Parenting Berbasis Alam
Kenapa Anak Perlu Belajar Mengekspresikan Emosi?
Banyak orang tua masih menganggap emosi negatif seperti marah atau kecewa harus ditekan. Padahal, menahan emosi bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang anak.
Mengajarkan anak cara sehat mengekspresikan emosi punya banyak manfaat, di antaranya:
1. Mencegah perilaku agresif seperti memukul atau merusak barang
2. Membantu anak mengenali perasaan dan kebutuhan di baliknya
3. Mengasah keterampilan komunikasi serta empati
4. Menumbuhkan rasa percaya diri dan hubungan sosial yang sehat
Tanda Anak Belum Bisa Menyalurkan Emosi dengan Aman
Orang tua perlu peka melihat tanda-tanda berikut:
1. Menangis berlebihan saat kecewa
2. Melempar barang atau memukul saat marah
3. Diam berkepanjangan dan menarik diri ketika sedih
4. Sulit menjelaskan apa yang sebenarnya dirasakan
Kalau tanda ini sering muncul, artinya anak perlu dibimbing untuk menyalurkan emosinya dengan lebih positif.
Cara Melatih Anak Mengekspresikan Perasaan dengan Aman
Ajarkan Anak Menamai Emosi
Gunakan kalimat sederhana:
“Kamu marah karena tidak diajak main, ya?”
“Kamu kecewa karena mainannya rusak, ya?”
Gunakan Media Ekspresi Positif
Sediakan buku gambar, boneka tangan, atau kotak “kata hati” tempat anak bisa menulis atau menggambar ketika kesal.
Ajarkan Kalimat Pengganti Perilaku Kasar
Kalimat Afirmasi Positif untuk Anak
“Semua perasaanmu penting.”
“Orang tua bangga kamu bisa bilang apa yang kamu rasakan.”
“Kamu boleh marah, tapi orang tua akan bantu kamu tenang dulu.”
Baca Juga:Cara Bijak Atasi Sibling Jealousy: Bikin Kakak-Adik Kompak Seumur HidupAnak Introvert vs Ekstrovert: Mana yang Lebih Hebat? Yuk, Kenali Kepribadian Buah Hati!
“Perasaan sedih itu wajar, orang tua selalu ada kalau kamu mau cerita.” Anak tidak otomatis tahu cara menyampaikan perasaan mereka. Di sinilah peran orang tua untuk membimbing dengan sabar, penuh empati, dan konsisten.