Anonimitas membuat penyebaran informasi yang salah, teori konspirasi, dan ujaran kebencian menjadi sangat mudah. Tanpa ada tanggung jawab atas apa yang mereka katakan, akun-akun anonim dapat menciptakan narasi palsu yang berpotensi merusak dan memecah belah masyarakat,
Informasi ini seringkali sulit dilacak dan diverifikasi, menjadikannya ancaman serius bagi keterlibatan sosial.
3. Kurangnya Akuntabilitas dan Tanggung Jawab
Tanpa identitas yang terikat pada akun, maka tidak ada akuntabilitas. Seseorang bisa membuat pernyataan yang merugikan, melakukan penipuan, atau bahkan mengancam orang lain tanpa takut dituntut atau dimintai pertanggungjawaban,
Baca Juga:Gempuran Isu Hak Cipta DI Tengah Era Konten KreatifRitual dan Etika Digital: Aturan Tak Tertulis yang Harus DIketahui
Kurangnya akuntabilitas ini bisa merusak kepercayaan di ruang digital dan mempersulit penegakan hukum terhadap kejahatan siber.
4. Penciptaan “Echo Chamber”
Anonimitas dapat menyebabkan terbentuknya “echo chamber”, yaitu kelompok daring di mana anggota hanya berinteraksi dengan orang yang memiliki pandangan serupa. Hal ini memperkuat pandangan ekstrem dan mengurangi paparan terhadap perspektif yang berbeda. Akibatnya, pemahaman yang seimbang dan kritis menjadi sulit terbentuk.
Anonimitas adalah pedang bermata dua. Di saru sisi, ia menawarkan kebebasan, perlindungan, dan ruang untuk berekspresi. Di sisi lain, ia juga menjadi pemicu bagi perilaku negatif, penyebaran kebohongan, dan kurangnya akuntabilitas.
Dalam hal ini, keseimbangan menjadi kunci. penting bagi kita sebagai pengguna internet untuk sadar bahwa kebebasan berekspresi yang diberikan oleh anonimitas harus diimbangi dengan tanggung jawab dan etika.(*)