Interaksi langsung melalui fitur chat membuat audiens merasa seperti bagian dari percakapan. Mereka bisa mengajukan pertanyaan. memberikan komentar, bahkan memengaruhi jalannya siaran.
Ini menciptakan hubungan parasosial yang kuat, di mana audiens merasa seperti teman dari streamer tersebut.
Dari sudut pandang ekonomi, live-streaming telah melahirkan profesi baru. Banyak streamer profesional uyang mendapatkan penghasilan dari donasi penonton, langganan berbayar, dan sponsor.
Baca Juga:Tanggung Jawab Platform dalam Mencegah Bunuh Diri dan Self-HarmFenomena Flexing di Media sosial: Bahaya Pamer Kekayaan di Dunia Maya
fenomena ini juga membuka peluang baru bagi berbagai industri, dari hiburan hingga bisnis. Konser musik virtual, peluncuran produk, dan sesi tanya-jawab dengan para ahli kini sering dilakukan melalui live-streaming, menjangkau audiens global tanpa batas geografis.
Sinergi dan Masa Depan Komunikasi
Meskipun berbeda, podcast dan live-streaming seringkali bersinergi. Banyak podcaster yang juga melakukan siaran langsung untuk sesi tanya jawab atau merekam episode secar langsung di depan audiens virtual.
Sebaliknya, banyak streamer yang mengunggah potongan-potongan terbaik dari siaran mereka sebagai podcast atau video pendek.
Kombinasi kedua fenomena ini menunjukkan pergeseran besar dalam cara kita mengonsumsi media, dari pasif menjadi aktif. Audiens tidak lagi hanya menerima informasi, mereka juga menjadi partisipan. Mereka ingin terhubung, berinteraksi, dan menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar.
Podcast dan live-streaming bukan hanya sekadar tren, melainkan representasi dari evolusi komunikasi manusia. Keduanya menawarkan otonomi, personalisasi, dan interaktivitas yang semakin dicari di dunia yang semakin terhubung.
Seiring dengan kemajuan teknologi, tidak diragukan lagi bahwa fenomena ini akan terus berkembang, menciptakan bentuk-bentuk baru dari penceritaan dan koneksi sosial yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya.(*)