CIREBON, RAKCER.ID – Banyak orangtua ingin anak tumbuh patuh, disiplin, dan tidak suka membantah.
Namun tanpa sadar, pola asuh yang diterapkan justru terlalu keras. Model pengasuhan ini dikenal sebagai parenting VOC, istilah yang merujuk pada cara kompeni Belanda mengatur rakyat dengan aturan ketat.
Menurut psikolog Meity Arianty, parenting VOC identik dengan gaya asuh otoriter kaku, konservatif, dan sering kali menekan anak.
Baca Juga:Apa Itu Panda Parenting? Gaya Asuh Baru yang Bikin Anak Percaya DiriBenarkah Pola Asuh Otoriter Masih Dibutuhkan? Parenting VOC Jadi Sorotan
Bentuknya tidak selalu terlihat ekstrem, kadang muncul lewat perintah sederhana yang tidak boleh diganggu gugat atau teguran keras untuk hal kecil.
Ciri-Ciri Parenting VOC
1. Menuntut kepatuhan penuh
Anak dianggap harus patuh 100 persen terhadap aturan orangtua. Tidak ada ruang untuk diskusi atau negosiasi. Hal ini bisa membuat anak merasa pendapatnya tidak berharga dan menurunkan rasa percaya diri.
2. Disiplin ketat dan hukuman
Hukuman yang diberikan baik verbal maupun fisik sering jadi cara utama untuk mendisiplinkan anak. Sayangnya, anak tidak benar-benar belajar dari kesalahannya, hanya tumbuh dengan rasa takut akan konsekuensi.
4. Membatasi ekspresi diri
Dalam pola asuh ini, emosi dan perasaan anak sering diabaikan. Mereka tidak diberi kesempatan untuk bicara atau mengungkapkan isi hati. Padahal, kemampuan mengekspresikan emosi penting untuk membangun kecerdasan sosial.
4. Kaku dan sulit menyesuaikan diri
Parenting VOC cenderung mempertahankan aturan lama tanpa kompromi, meski zaman sudah berubah. Hal ini bisa membuat anak kesulitan beradaptasi dengan dunia yang dinamis.
5. Hubungan seperti atasan dan bawahan
Anak diperlakukan layaknya bawahan yang harus tunduk pada atasan. Akibatnya, hubungan emosional orangtua dan anak bisa renggang karena tidak ada rasa kebersamaan.
6. Pentingnya Mengenali Pola Asuh
Menyadari ciri-ciri parenting VOC adalah langkah awal untuk memperbaiki pola pengasuhan.
Baca Juga:Wajib Tahu! 6 Teknik Validasi Emosi Anak agar Lebih Dekat dengan Orang TuaAnak Juga Berhak Marah: Begini Cara Membimbing Mereka Menyalurkan Emosi dengan Sehat
Parenting seharusnya bukan tentang siapa yang berkuasa, tetapi tentang membimbing anak dengan kasih, mendengar mereka dengan empati, dan menumbuhkan rasa saling percaya.