CIREBON, RAKCER.ID – Hubungan antar-saudara perempuan sering dianggap indah dan penuh dukungan.
Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Kedekatan sejak kecil memang membuat satu sama lain saling mengenal sisi terdalam.
Justru karena terlalu dekat, gesekan yang muncul bisa jauh lebih kuat dibandingkan dengan orang lain.
Baca Juga:Fresh Graduate Merapat! BUMN Buka Magang Magenta hingga September 2025Kenali 5 Ciri Parenting VOC, Jangan-Jangan Kamu Tanpa Sadar Menerapkannya!
Banyak orang tidak menyadari bahwa hubungan dengan saudara perempuan bisa menjadi sumber luka batin.
Anak perempuan sering merasa lelah, bingung, bahkan tidak dihargai. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan emosional dan mentalnya.
Psikolog klinis Dr. Lindsay Mazer menjelaskan, akar dari toxic sister biasanya berawal sejak masa kecil. Pola asuh yang penuh favoritisme, pengabaian, atau batasan yang kabur bisa melahirkan dinamika saudara yang tidak sehat.
Akibatnya, muncul pola hubungan tidak seimbang: ada yang selalu merasa lebih penting, sementara yang lain terabaikan.
Lalu, bagaimana mengenali tanda-tanda toxic sister? Berikut beberapa ciri yang perlu diwaspadai:
1. Selalu ingin paling benar – Semua keputusanmu dianggap salah, meski kamu sudah merasa bahagia dengan pilihanmu.
2. Manipulatif – Pertanyaannya terdengar biasa, tapi sebenarnya jebakan untuk membuatmu merasa bersalah.
Baca Juga:Apa Itu Panda Parenting? Gaya Asuh Baru yang Bikin Anak Percaya DiriBenarkah Pola Asuh Otoriter Masih Dibutuhkan? Parenting VOC Jadi Sorotan
3. Mengabaikan batasan – Sering meminjam barang tanpa izin, membuatmu merasa tidak dihargai.
4. Selalu jadi korban – Setiap kali kamu menolak, dia balik menyalahkan dan membuatmu merasa bersalah.
5. Permintaan maaf tidak tulus – Kesalahan selalu dialihkan, seolah-olah bukan tanggung jawabnya.
6. Semua jadi kompetisi – Alih-alih mendukung, pencapaianmu justru ditandingkan dengan miliknya.
7. Menguras energi – Setiap interaksi terasa melelahkan, penuh drama dan tuntutan.
8. Perhatian hanya untuk dirinya – Hampir semua obrolan berpusat pada kehidupannya.
9. Bantuan penuh syarat – Kebaikan yang diberi selalu menuntut balasan.
Jika tanda-tanda ini terasa familiar, jangan buru-buru menyalahkan diri sendiri. Toxic sister bukan berarti hubungan tidak bisa diperbaiki, tapi penting untuk mulai menetapkan batasan sehat.
Kamu berhak didengar, dihargai, dan memiliki hubungan yang saling mendukung, bukan menguras energi.
Mengenali pola ini sejak dini adalah langkah awal untuk menjaga kesehatan emosional.
Ingat, saudara memang bagian keluarga, tapi kesehatan mentalmu tetap prioritas.