Masih Ada Bloatware? Membahas Masalah Tersembunyi di Balik Murahnya Ponsel Samsung

Masih Ada Bloatware? Membahas Masalah Tersembunyi di Balik Murahnya Ponsel Samsung
Membahas Masalah Tersembunyi di Balik Murahnya Ponsel Samsung. Foto: Pinterest/Rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Di pasar smartphone Indonesia, Samsung telah lama menjadi pilihan utama, terutama di segmen kelas menengah dan bawah. Ponsel seperti seri Galaxy A dan Galaxy M menawarkan spesifikasi yang menarik dengan harga yang terjangkau, lengkap dengan reputasi merek yang kuat.

Namun, di balik label harga yang kompetitif, ada satu masalah yang terus menghantui pengalaman pengguna: bloatware.Dalam artikel ini, kita akan membahas masalah tersembunyi di balik murahnya ponsel Samsung.

Apa Itu Bloatware?

Bloatware adalah perangkat lunak yang tidak diinginkan atau tidak berguna yang sudah terpasang sebelumnya pada perangkat baru, seperti ponsel atau komputer, oleh produsen atau vendor, sering kali untuk tujuan pendapatan atau kemitraan bisnis. .

Baca Juga:Keamanan Data: Apakah Face Unlock dan Fingerprint Benar-benar Aman?5 HP yang Baru Turun Harga dan Kini Jadi Worth It Banget

Bloatware merujuk pada aplikasi pra-instal yang tidak diinginkan dan tidak bisa dihapus dengan mudah. Aplikasi-aplikasi ini seringkali memakan ruang penyimpanan, menguras baterai, dan bahkan bisa menimbulkan notifikasi yang mengganggu.

Pertanyaannya, mengapa Samsung, sebagai salah satu produsen smartphone terbesar di dunia, masih mengadopsi praktik ini, terutama pada ponselnya yang terjangkau?

1. Sumber Pendapatan Tersembunyi

Alasan utama di balik keberadaan bloatware adalah model bisnis. Meskipun Samsung adalah raksasa teknologi, margin keuntungan pada smartphone kelas menengah dan bawah sangat tipis.

Untuk mengimbangi biaya produksi dan riset, Samsung menjalin kemitraan dengan berbagai pengembang aplikasi dan perusahaan lain.

Melalui kemitraan ini, Samsung dibayar untuk menginstal aplikasi tertentu di perangkat mereka. Bayangkan ini sebagai iklan yang terintegrasi langsung ke dalam produk yang Anda beli.

Setiap kali ponsel baru diaktifkan, aplikasi tersebut sudah terinstal, menjamin tingkat adopsi yang tinggi bagi pengembang yang membayar Samsung.

Bagi pengguna, ini adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan ponsel dengan harga yang lebih murah.

Baca Juga:Kenapa Kamera HP Jaman Sekarang Punya Banyak Lensa?Daftar Smartphone Terbaru yang Rilis Bulan Ini: Mana yang Layak Dibeli?

Namun, bagi Samsung, ini adalah strategi finansial yang cerdas untuk tetap kompetitif di pasar yang sangat sengit.

2. Memperluas Ekosistem Samsung Sendiri

Selain aplikasi dari pihak ketiga, Samsung juga menginstal banyak aplikasi bawaan mereka sendiri.

Aplikasi-aplikasi ini seringkali tumpang tindih dengan aplikasi standar dari Google, seperti Samsung Notes vs. Google Keep, Samsung Internet vs. Chrome, atau Bixby vs. Google Assistant.

0 Komentar