5. Batasan Desain
Meskipun tujuannya adalah desain layar penuh tanpa batas, area UDC terkadang masih dapat terlihat, terutama saat layar mati atau saat menampilkan konten tertentu.
Mengoptimalkan ukuran area UDC agar seminimal mungkin sekaligus memastikan kualitas gambar yang memadai adalah keseimbangan yang sulit.
Masa Depan Kamera Bawah Layar
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup berat, produsen tidak menyerah. Perusahaan seperti Samsung dengan seri Galaxy Fold-nya, ZTE dengan Axon, dan Xiaomi dengan beberapa prototipenya terus berinvestasi dalam riset dan pengembangan UDC.
Baca Juga:MSI Claw: Perangkat Gaming dengan Layar Sentuh dan Kontrol Konsol, Evolusi Perangkat Gaming Portabel?Review Lengkap Lenovo ThinkPad X1 Fold: Laptop Layar Lipat Pertama di Dunia, Apakah Ini Masa Depan Komputasi?
Setiap generasi baru menunjukkan peningkatan yang signifikan, baik dalam kualitas gambar maupun integrasi layar.
Di masa depan, kita dapat berharap melihat:
Peningkatan Kualitas Gambar yang Drastis:
Algoritma AI akan semakin cerdas, mampu mengoreksi distorsi dengan lebih efektif dan menghasilkan foto yang setara atau bahkan lebih baik dari kamera punch-hole saat ini.
Integrasi Layar yang Lebih Mulus:
Perbedaan visual pada area UDC akan semakin tidak terlihat, sehingga pengalaman layar penuh benar-benar terasa sempurna.
Penyebaran yang Lebih Luas:
Seiring dengan penurunan biaya produksi dan peningkatan kualitas, teknologi UDC kemungkinan akan mulai merambah ke segmen smartphone kelas menengah.
Kesimpulan
Kamera bawah layar adalah bukti nyata inovasi tanpa henti di industri smartphone.
Meskipun masih dalam tahap awal dan menghadapi rintangan signifikan, potensinya untuk menghadirkan pengalaman visual yang tak tertandingi sangat besar.
Seiring waktu, kita akan melihat bagaimana produsen berhasil mengatasi tantangan ini dan membawa kita ke era smartphone dengan layar yang benar-benar penuh, tanpa kompromi.