2. 3D Style dan Karakter Geometris
Desain 3D akan terus berkembang dengan lebih realistis dan interaktif. Penggunaan karakter 3D yang ceria dan unik juga akan sering ditemukan, baik dalam ikon aplikasi maupun konten promosi, menciptakan kesan yang modern dan dinamis.
3. Anti-Design dan Grunge Revival
Tren ini menolak aturan desain tradisional. Gaya anti-design yang cenderung kacau dan asimetris, serta grunge revival dengan tekstur kasar, goresan, dan bayangan yang tegas, akan menjadi pilihan untuk brand yang ingin tampil beda, berani, dan berenergi.
4. Visual Detox
Di tengah hingar-bingar tren yang mencolok, akan selalu ada audiens yang mencari ketenangan visual. Tren “visual detox” hadir dengan desain yang bersih, minimalis, dan adem di mata. Gaya ini cocok untuk konten yang bersifat reflektif atau brand yang bergerak di industri self-care dan ramah lingkungan.
Baca Juga:Media Sosial Organik vs Berbayar: Mana yang Lebih Efektif untuk Strategi Pemasaran Digital?Revolusi Karier: Bagaimana Media Sosial Membuka Peluang Pekerjaan Baru
Tipografi sebagai Visual Utama
Pada tahun 2025, tipografi tidak lagi sekadar pelengkap teks. Huruf dan susunannya menjadi elemen visual utama yang menyampaikan pesan secara langsung dan kuat.
1. Typografi Statement yang Dramatis
Font tebal, berukuran besar, dan eksperimental akan menjadi andalan. Desainer akan menggunakan tipografi untuk menciptakan kesan dramatis dan membuat audiens langsung berhenti membaca.
2. Font Organik dan Tulisan Tangan
Untuk menciptakan kesan yang lebih personal dan dekat, penggunaan font organik atau gaya tulisan tangan (hand-lettering) juga akan semakin populer. Ini memberikan sentuhan otentik dan “manusiawi” di tengah dominasi konten yang dihasilkan oleh AI.
Peran Teknologi dalam Desain Konten
Perkembangan teknologi, terutama AI, akan sangat memengaruhi proses kreatif.
AI-Generated Art
Teknologi AI akan memainkan peran besar dalam pembuatan konten, mulai dari teks hingga visual. AI akan membantu desainer mengembangkan ide, membuat mockup, dan menciptakan konten yang lebih personal dan efisien. Namun, kreativitas manusia tetap menjadi kunci, menjadikan AI sebagai “co-pilot” bukan pengganti.
Konten Interaktif
Selain visual statis, konten interaktif akan semakin banyak. Penggunaan motion graphic ringan, mikro-animasi, dan efek interaktif lainnya akan membantu meningkatkan keterlibatan pengguna dan membuat konten lebih berkesan.