CIREBON, RAKCER.ID – Algoritma media sosial adalah serangkaian aturan dan perhitungan yang digunakan oleh platform media sosial untuk menentukan konten apa yang akan ditampilkan kepada setiap pengguna. Secara sederhana, algoritma ini bertugas sebagai penjaga gerbang yang menyaring miliaran konten dan menyajikannya sesuai dengan minat dan perilaku pengguna.
Pada artikel ini kita kan membahas penjelasan sederhana tentang bagaimana algoritma media sosial bekerja dengan bahasa yang mudah dipahami.
Bagaimana Algoritma Bekerja?
Algoritma media sosial bekerja berdasarkan tiga faktor utama:
Baca Juga:Daftar Hashtag Populer di Indonesia untuk Tiap Industri: F&B, Fashion, Kecantikan, Pariwisata dan OtomotifApakah Hashtag Masih Efektif di 2025? Ini Strategi Terbarunya
1. Relevansi
Algoritma akan memprioritaskan konten yang paling relevan dengan minat Anda. Jika Anda sering berinteraksi dengan postingan tentang hewan peliharaan, algoritma akan menampilkan lebih banyak konten sejenis di feed Anda. Platform melacak riwayat interaksi Anda, termasuk like, komentar, share, dan durasi tontonan.
2. Keterlibatan (Engagement)
Algoritma akan memprioritaskan postingan dengan tingkat keterlibatan yang tinggi. Jika sebuah postingan menerima banyak like dan komentar dalam waktu singkat, algoritma akan menganggapnya sebagai konten yang menarik dan akan menampilkannya kepada lebih banyak orang. Ini menciptakan efek bola salju, di mana konten populer menjadi semakin populer.
3. Waktu Terbit (Recency)
Meskipun relevansi dan keterlibatan sangat penting, algoritma juga mempertimbangkan seberapa baru sebuah postingan. Postingan yang baru saja diunggah akan memiliki peluang lebih tinggi untuk muncul di feed Anda, karena platform ingin memastikan Anda mendapatkan informasi terkini.
Contoh Sederhana untuk Memahami Algoritma
Bayangkan Anda adalah seorang pengguna Instagram.
- Anda sering menyukai foto-foto kucing dan menonton video-video lucu tentang anjing.
- Anda juga mengomentari postingan dari akun teman Anda yang hobi berkebun.
Berdasarkan data ini, algoritma Instagram akan mempelajari bahwa Anda menyukai konten tentang hewan dan berkebun. Akibatnya, feed Anda akan dipenuhi dengan:
- Foto-foto dan video dari akun-akun kucing dan anjing.
- Postingan dari teman-teman Anda yang berhubungan dengan berkebun.
- Iklan terkait produk hewan peliharaan atau peralatan berkebun.
Semakin sering Anda berinteraksi dengan jenis konten tertentu, semakin “pintar” algoritma dalam menebak apa yang Anda sukai, dan semakin sempit pula jenis konten yang ditampilkan. Ini menciptakan gelembung filter (filter bubble) di mana Anda hanya terpapar pada informasi dan sudut pandang yang sesuai dengan preferensi Anda.