CIREBON, RAKCER.ID– Sebuah peristiwa tragis terjadi di kawasan wisata Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur. Sebuah bus yang membawa rombongan tenaga kesehatan mengalami kecelakaan di jalur menurun tajam. Insiden ini mengakibatkan delapan orang penumpang meninggal dunia, sementara sejumlah lainnya mengalami luka-luka.
Menurut keterangan pihak kepolisian, kecelakaan bermula ketika bus melaju di turunan panjang menuju arah Probolinggo. Sopir bus mengaku mengalami masalah pada sistem pengereman. Ketika hendak mengurangi kecepatan, rem tidak berfungsi dengan baik. Kondisi jalan yang menurun curam membuat kendaraan sulit dikendalikan hingga akhirnya menabrak pembatas jalan dan terguling.
Rombongan yang berada di dalam bus diketahui merupakan tenaga kesehatan dari salah satu fasilitas medis yang sedang melakukan perjalanan wisata. Suasana gembira yang awalnya menyelimuti perjalanan berubah menjadi duka mendalam akibat kejadian nahas tersebut.
Baca Juga:Kenapa Polytron Fox-R Menggunakan Sistem Langganan untuk Baterai?
Tim SAR, aparat kepolisian, dan warga sekitar segera melakukan evakuasi setelah kecelakaan terjadi. Korban luka-luka langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara itu, jenazah korban meninggal dibawa ke kamar jenazah RSUD dr. Moch. Saleh, Kota Probolinggo, sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan. Meski sopir menyebut rem blong sebagai faktor utama, tim investigasi akan memeriksa kondisi kendaraan serta riwayat perawatannya. Hal ini penting untuk mengetahui apakah insiden terjadi akibat kelalaian teknis, faktor manusia, atau kombinasi keduanya.
Insiden ini menambah daftar kecelakaan lalu lintas di jalur wisata pegunungan yang memang rawan. Kondisi jalan yang berliku, menurun tajam, serta membutuhkan keterampilan khusus dari pengemudi sering kali menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kepolisian mengimbau agar setiap pengendara, khususnya bus pariwisata, memastikan kondisi kendaraan prima sebelum melakukan perjalanan ke daerah pegunungan.
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi masyarakat luas. Para tenaga kesehatan yang menjadi korban dikenal sebagai garda terdepan pelayanan medis, sehingga kepergian mereka menimbulkan rasa kehilangan yang besar.
Selain itu, peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya aspek keselamatan transportasi wisata di Indonesia. Banyak jalur wisata yang memiliki kontur ekstrem, sehingga diperlukan persiapan matang mulai dari pengecekan mesin, kondisi ban, hingga kesiapan sopir yang benar-benar berpengalaman. Pemerintah daerah bersama pihak terkait diharapkan meningkatkan pengawasan terhadap armada bus pariwisata dengan inspeksi rutin dan sertifikasi kelayakan jalan.