Namun, proses ini membutuhkan sumber daya dan bisa menyebabkan jeda singkat jika terjadi saat sistem sedang sibuk. Android juga mengizinkan aplikasi untuk berjalan di latar belakang, seperti notifikasi atau widget yang terus diperbarui, yang secara konstan mengonsumsi RAM.
Manajemen Memori iOS
iOS menggunakan metode manajemen memori yang jauh lebih ketat. Saat sebuah aplikasi ditutup atau dipindahkan ke latar belakang, iOS langsung mengambil kembali RAM yang digunakan. Hal ini mencegah aplikasi memakan memori secara berlebihan dan memastikan ada cukup RAM yang tersedia untuk aplikasi yang sedang digunakan.
Prosesor A-series Apple yang sangat efisien dan cepat memastikan aplikasi bisa dimuat ulang dengan sangat cepat, sehingga pengguna merasa seolah-olah aplikasi tersebut tidak pernah ditutup.
Baca Juga:Chip Buatan Sendiri: Vivo Siapkan Prosesor V3 untuk Gempur Pasar AIBukan Cuma Ponsel: Xiaomi Siapkan Teknologi AI di HyperOS yang Akan Ubah Pengalaman Pengguna
Perbedaan dalam Penggunaan Aplikasi
Perbedaan dalam arsitektur ini juga mempengaruhi cara aplikasi dibuat. Pengembang aplikasi untuk iOS harus mematuhi aturan ketat Apple, termasuk batasan penggunaan RAM di latar belakang. Ini memaksa pengembang untuk membuat aplikasi yang sangat efisien dan optimal.
Sementara itu, di Android, pengembang memiliki lebih banyak kebebasan, yang terkadang menghasilkan aplikasi yang kurang efisien dan lebih boros RAM.
Selain itu, karena Apple hanya memiliki beberapa model iPhone per tahun, pengembang bisa mengoptimalkan aplikasi mereka secara spesifik untuk hardware tersebut.
Hal ini tidak mungkin dilakukan di Android, di mana aplikasi harus kompatibel dengan ribuan perangkat dengan berbagai varian chipset, RAM, dan layar.
Kesimpulan: Angka Bukan Segalanya
Jadi, mengapa RAM 8 GB di Android berbeda dengan di iPhone? Jawabannya adalah optimasi.
Ponsel Android membutuhkan RAM yang lebih besar sebagai “buffer” untuk mengatasi fleksibilitas dan variasi hardware. Kapasitas RAM yang besar berfungsi untuk memastikan sistem tetap lancar meskipun menjalankan aplikasi yang tidak terlalu efisien atau saat pengguna memiliki banyak aplikasi yang berjalan di latar belakang.
Sebaliknya, iPhone tidak membutuhkan RAM sebesar itu karena hardware dan software-nya dirancang untuk bekerja dalam harmoni yang sempurna. Apple mengandalkan manajemen memori yang agresif dan prosesor yang super cepat untuk menciptakan pengalaman yang mulus dan responsif.