Musisi bisa memberikan akses awal ke lagu baru, merek fesyen bisa memberikan akses ke koleksi edisi terbatas, atau kreator bisa membuat komunitas fan club yang hanya bisa dimasuki oleh pemegang NFT tertentu.
3. Konten Interaktif dan Pengalaman Unik
NFT tidak lagi hanya gambar statis. Kreator kini membuat NFT yang bisa berinteraksi dengan pengguna. Contohnya, sebuah NFT bisa menjadi bagian dari pengalaman Augmented Reality (AR) di media sosial.
Anda bisa melihat objek 3D di dunia nyata melalui kamera ponsel Anda atau bahkan memakai filter yang hanya bisa diakses oleh pemilik NFT.
Baca Juga:Kebijakan Terbaru TikTok September 2025: Perubahan Besar-BesaranMedia Sosial sebagai Alat CRM: Membangun Hubungan Pelanggan yang Lebih Kuat
4. Kemitraan Merek yang Strategis
Alih-alih promosi spekulatif, merek kini menggunakan NFT untuk kampanye pemasaran yang lebih terukur.
Mereka membuat NFT gratis (free-to-mint) atau NFT berbiaya rendah sebagai bagian dari kampanye, menawarkan utilitas seperti diskon atau pengalaman khusus. Ini membantu merek membangun loyalitas pelanggan tanpa terbebani oleh stigma harga yang mahal.
Kesimpulan: NFT Bukan Mati, Melainkan Berubah
Narasi tentang NFT telah bergeser dari spekulasi finansial menjadi alat untuk membangun komunitas dan pengalaman digital yang lebih mendalam. Hype yang berlebihan memang telah mereda, namun fondasi teknologi dan utilitasnya kini semakin kuat.
NFT tidak akan kembali menjadi tren global yang sensasional seperti di tahun 2021. Sebaliknya, ia akan menjadi bagian yang lebih tenang namun fundamental di media sosial. Ia akan berfungsi sebagai alat di balik layar untuk verifikasi identitas, akses eksklusif, dan interaksi yang lebih personal.
Jadi, alih-alih mati, NFT sedang bangkit dari “kematian” dengan wajah baru yang lebih fungsional, terintegrasi, dan berkelanjutan.(*)