CIREBON, RAKCER.ID– Beberapa tahun terakhir, tren perangkat lipat sudah mulai populer di dunia smartphone. Samsung, Huawei, hingga OPPO berlomba-lomba merilis HP lipat dengan layar fleksibel. Kini, teknologi yang sama mulai merambah ke dunia laptop. Pada tahun 2025, sejumlah produsen besar seperti Lenovo, Asus, dan HP mulai memperkenalkan laptop lipat generasi baru yang digadang-gadang sebagai masa depan perangkat portabel.
Pertanyaannya, apakah laptop lipat benar-benar akan menjadi standar baru, atau hanya sekadar gimmick mahal yang tidak semua orang butuhkan?
Apa Itu Laptop Lipat?
Laptop lipat menggunakan layar fleksibel yang bisa dilipat layaknya buku. Saat terbuka penuh, perangkat ini terlihat seperti tablet besar berlayar 16–17 inci. Namun saat dilipat, ukurannya mengecil hingga seukuran laptop 12–13 inci.
Baca Juga:Mobil Listrik Murah Mulai Muncul: Bisakah Jadi Pengganti Motor di Indonesia?Fast Charging 200W: Apakah Aman untuk Baterai Smartphone Jangka Panjang?
Sebagian model dilengkapi keyboard fisik magnetik yang bisa ditempel di salah satu sisi layar, sedangkan lainnya menggunakan keyboard virtual di layar. Konsep ini memungkinkan laptop lipat berfungsi ganda: sebagai tablet, laptop, atau bahkan layar tambahan.
Keunggulan Laptop Lipat
Portabilitas TinggiLaptop lipat bisa memberikan layar besar tanpa membuat ukuran fisiknya terlalu besar saat dibawa. Cocok untuk traveler atau pekerja yang sering berpindah tempat.
Fleksibilitas PenggunaanBisa dipakai sebagai tablet untuk menggambar, sebagai laptop standar dengan keyboard, atau sebagai layar ekstra saat multitasking.
Desain FuturistikTidak bisa dipungkiri, laptop lipat terlihat modern dan elegan. Menggunakannya memberi kesan futuristik yang sulit disaingi laptop biasa.
Kekurangan yang Masih Mengganggu
Meski terlihat keren, ada banyak keterbatasan pada laptop lipat generasi sekarang:
Harga SelangitLaptop lipat saat ini dibanderol mulai dari 40–60 juta rupiah, jauh lebih mahal dari laptop premium biasa dengan spesifikasi sama.
Durabilitas LayarLayar lipat lebih rentan kerusakan dibanding layar konvensional. Lipatan bisa meninggalkan bekas, bahkan berisiko retak setelah ribuan kali digunakan.
Baca Juga:Kamera 100 MP di HP Murah: Inovasi Hebat atau Sekadar Angka?Monitor 480 Hz: Benar-Benar Bikin Jago atau Sekadar Bakar Duit?
Performa Belum MaksimalBanyak laptop lipat masih menggunakan prosesor kelas menengah untuk menjaga suhu dan konsumsi daya. Hasilnya, performa gaming atau komputasi berat belum setara laptop kelas atas.
Keterbatasan SoftwareTidak semua aplikasi sudah optimal untuk layar lipat. Beberapa software masih menampilkan tampilan aneh saat layar dibagi dua atau digunakan dalam mode berbeda.