CIREBON, RAKCER.ID– Selama lebih dari satu dekade, baterai lithium-ion menjadi tulang punggung hampir semua perangkat modern, mulai dari smartphone, laptop, hingga mobil listrik. Meski handal, baterai ini punya kelemahan: proses charging yang relatif lama, risiko panas berlebih, hingga degradasi kapasitas seiring waktu. Kini, dunia teknologi tengah menantikan solusi baru bernama baterai solid-state.
Banyak yang menyebut teknologi ini sebagai “game changer” karena diklaim lebih aman, lebih tahan lama, dan bisa diisi jauh lebih cepat. Pertanyaannya, apakah baterai solid-state benar-benar akan mengakhiri masalah klasik baterai lithium-ion?
Apa Itu Baterai Solid-State?
Baterai solid-state berbeda dari lithium-ion tradisional karena menggunakan elektrolit padat alih-alih cair. Elektrolit padat ini bisa berupa keramik, kaca, atau material khusus yang lebih stabil.
Baca Juga:Kacamata AR Generasi Baru: Gantikan Smartphone atau Sekadar Gimmick?TV Transparan 2025: Dari Fiksi Ilmiah Jadi Kenyataan di Ruang Tamu
Dengan desain ini, baterai solid-state lebih aman dari risiko kebocoran atau ledakan, serta memungkinkan densitas energi lebih tinggi. Artinya, perangkat bisa menyimpan daya lebih besar dalam ukuran yang sama.
Keunggulan Baterai Solid-State
1. Waktu Charging Lebih Cepat
Banyak penelitian menyebut baterai solid-state mampu terisi penuh hanya dalam waktu 10–15 menit, jauh lebih cepat dibanding baterai konvensional.
2. Kapasitas Lebih Besar
Densitas energi yang lebih tinggi memungkinkan smartphone bertahan lebih lama dan mobil listrik menempuh jarak hingga dua kali lipat dalam sekali pengisian.
3. Umur Baterai Panjang
Baterai solid-state dapat bertahan lebih banyak siklus pengisian tanpa kehilangan kapasitas signifikan.
4. Lebih Aman
Karena tidak memakai elektrolit cair yang mudah terbakar, risiko overheating atau meledak lebih kecil.
Tantangan yang Menghambat
Meski terdengar sempurna, baterai solid-state masih menghadapi berbagai kendala:
- Biaya Produksi Tinggi
Teknologi manufakturnya jauh lebih rumit, membuat harga baterai solid-state masih sangat mahal.
Baca Juga:Mobil Terbang Mulai Diuji: Apakah Era Transportasi Udara Pribadi Sudah Dekat?Laptop Lipat 2025: Gimmick Mewah atau Masa Depan Komputasi Portabel?
- Skalabilitas
Produksi massal dalam jumlah besar belum efisien, sehingga sulit diterapkan secara luas dalam waktu dekat.
- Kinerja di Suhu Rendah
Beberapa prototipe baterai solid-state masih kesulitan berfungsi optimal di suhu dingin.
Dampaknya bagi Smartphone dan Mobil Listrik
- Jika berhasil diproduksi massal, baterai solid-state bisa mengubah banyak hal.
- Smartphone tidak lagi perlu di-charge semalaman; cukup beberapa menit sudah penuh. Bahkan mungkin, daya baterai cukup untuk 2–3 hari penggunaan intensif.
- Mobil listrik bisa menempuh jarak 800–1.000 km sekali isi daya, sekaligus menghilangkan “range anxiety” yang selama ini jadi kendala utama adopsi EV.