1. Custom Audiences (Audiens Hangat)
Ini adalah audiens yang paling berharga karena mereka sudah mengenal merek Anda. Strategi ini disebut retargeting.
- Website Traffic: Orang yang pernah mengunjungi website Anda (semua pengunjung atau yang mengunjungi halaman produk tertentu).
- Engagement: Orang yang pernah berinteraksi dengan akun sosial media Anda (menonton video, menyukai postingan, mengunjungi profil).
- Customer List (Daftar Pelanggan): Unggah daftar email pelanggan Anda. Iklankan produk baru kepada pelanggan lama (paling mudah menghasilkan konversi).
Tujuan: Mendorong konversi (sales), menindaklanjuti keranjang yang ditinggalkan (abandoned cart), atau mengingatkan tentang promosi.
2. Lookalike Audiences (Audiens Baru yang Serupa)
Ini adalah salah satu alat penargetan terkuat untuk memperluas jangkauan secara efisien.
Baca Juga:Cara Memaksimalkan Fitur toko Online di Instagram dan FacebookPerlukah Memisahkan Akun Pribadi dan Akun Bisnis di Media Sosial?
- Cara Kerja: Anda memberikan data Custom Audience (misalnya: 1.000 pelanggan terbaik Anda) kepada platform. Algoritma kemudian menemukan puluhan hingga ratusan ribu pengguna baru yang memiliki karakteristik, minat, dan perilaku yang sangat mirip dengan daftar sumber Anda.
- Tujuan: Mendapatkan pelanggan baru (prospecting) yang memiliki probabilitas tinggi untuk membeli.
3. Core/Detailed Targeting (Audiens Dingin)
Ini adalah metode penargetan tradisional berdasarkan data demografi, psikografi, dan perilaku yang Anda definisikan pada Langkah 1.
- Targeting: Anda menargetkan orang berdasarkan kombinasi minat, misalnya: Wanita (30-45 tahun) + Tinggal di Jakarta + Minat pada “Yoga” dan “Makanan Vegan” + Menggunakan iPhone.
- Tujuan: Menguji asumsi audiens, meningkatkan brand awareness, dan mendapatkan data tentang segmen mana yang paling responsif.
Langkah 3: Pengujian, Pengoptimalan, dan Penyegaran
Penargetan bukanlah proses sekali jalan, melainkan siklus berkelanjutan.
1. A/B Testing pada Audiens
Jangan pernah menjalankan iklan hanya ke satu audiens.
- Uji Kontras: Jalankan iklan yang sama persis pada dua ad set berbeda, misalnya, satu Lookalike Audience dan satu Core Targeting, untuk melihat mana yang memberikan Cost Per Click (CPC) atau Cost Per Conversion (CPA) terbaik.
- Penyempurnaan: Jika Core Targeting Anda bekerja, breakdown audiens tersebut menjadi segmen yang lebih kecil (misalnya, per kelompok usia 5 tahun) untuk menemukan sweet spot yang paling efisien.
2. Perhatikan Frequency
Frequency adalah rata-rata berapa kali seseorang melihat iklan Anda. Jika frequency terlalu tinggi (misalnya, di atas 4-5 kali), iklan Anda akan menyebabkan kelelahan iklan (ad fatigue), yang membuat kinerja iklan menurun dan biaya naik.