USB-C Universal di Seluruh Perangkat: Apa Untung & Ruginya?

USB-C Universal di Seluruh Perangkat: Apa Untung & Ruginya?
USB-C bukan cuma soal charger. Dengan standar global ini, dunia bisa hemat ribuan ton sampah elektronik setiap tahun. Tapi, ada sisi gelapnya juga. Foto: Freepik/Rakcer.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID– Di era teknologi modern, kabel charger dan port sudah jadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap orang pasti pernah mengalami kebingungan karena perangkat berbeda membutuhkan charger berbeda. Ada yang pakai micro-USB, ada lightning khas iPhone, ada pula USB-C. Nah, tahun 2025 menjadi momen penting: USB-C akhirnya ditetapkan sebagai port universal di banyak perangkat elektronik.

Keputusan ini dipicu oleh dorongan Uni Eropa yang sejak 2024 mewajibkan semua perangkat elektronik, termasuk smartphone, tablet, kamera, hingga konsol portable, menggunakan USB-C. Indonesia sendiri memang belum menerapkan aturan serupa, tapi tren ini sudah terlihat di hampir semua produk yang masuk pasar.

Lalu, apakah penggunaan USB-C universal ini benar-benar menguntungkan konsumen, atau justru menimbulkan masalah baru?

Baca Juga:Penghemat Daya Android 2025: AI Bikin HP Sehari Full Charge Jadi KenyataanKamera Under-Display Terbaru: Layar Makin Polos, Hasil Jepretan Tetap Tajam?

Keuntungan USB-C Jadi Standar Global

  • Satu Kabel untuk SemuaKonsumen tidak lagi repot membawa banyak charger. Satu kabel USB-C bisa dipakai untuk mengisi daya HP, laptop, tablet, bahkan earphone TWS.
  • Kecepatan Transfer Data TinggiUSB-C mendukung kecepatan hingga 40 Gbps (USB4), cocok untuk kebutuhan transfer file besar seperti video 4K atau 8K.
  • Fast Charging Lebih StabilDengan dukungan Power Delivery (PD), USB-C bisa menghantarkan daya hingga 240W. Artinya, laptop gaming sekalipun bisa diisi dengan kabel USB-C.
  • Lebih Ramah LingkunganDengan standar universal, produksi kabel dan charger bisa lebih efisien, mengurangi sampah elektronik yang menumpuk tiap tahun.

Tantangan dan Kekurangannya

Meski terlihat sempurna, adopsi USB-C juga menimbulkan sejumlah persoalan:

  • Tidak Semua Kabel SamaMeski bentuk port sama, kualitas kabel berbeda. Ada kabel yang hanya mendukung charging lambat, ada juga yang bisa transfer data super cepat. Konsumen sering bingung membedakannya.
  • Harga Aksesoris PremiumKabel USB-C dengan kemampuan maksimal sering dijual mahal, terutama dari brand resmi.
  • Transisi Sulit untuk Apple dan Brand LamaBanyak pengguna iPhone dengan kabel lightning merasa harus buang charger lama mereka, sehingga menimbulkan pemborosan.

Dampak untuk Konsumen Indonesia

Di Indonesia, tren ini membawa dampak besar. Kini banyak HP Android kelas entry level hingga flagship sudah memakai USB-C. Bahkan iPhone 15 ke atas pun resmi beralih ke USB-C mengikuti aturan Eropa.

0 Komentar