Tips: Selalu cari tren baru, eksplorasi sudut pandang berbeda, dan berani mencoba format yang baru (video, carousel, live). Variasi adalah bumbu media sosial.
5. Kualitas Visual dan Audio yang Buruk
Di era konten berkualitas tinggi, foto yang buram, video dengan pencahayaan gelap, atau audio yang mendesis dan tidak jelas adalah tanda bahwa Anda tidak serius dalam menyajikan konten. Konten berkualitas rendah di mata audiens sama dengan kurangnya profesionalisme.
Pastikan: Investasi tidak harus mahal, tetapi minimalisir gangguan visual dan audio. Pastikan teks terbaca, gambar jernih, dan suara bisa didengar dengan jelas.
Baca Juga:Strategi Mengubah Story Highlight Instagram Menjadi Mini Website BrandStrategi Konten User Generated Content (UGC): Cara Bikin Audiens Promosiin Brand Kamu
Mengubah Kebiasaan Menjadi Magnet ‘Follow’
Menghindari konten di atas adalah langkah pertama. Langkah selanjutnya adalah fokus pada konten yang benar-benar diinginkan audiens:
- Berikan Nilai: Konten yang menginspirasi, mendidik, atau menghibur.
- Jaga Kualitas: Prioritaskan kualitas visual dan audio.
- Jadwal Konsisten: Unggah secara teratur, tetapi tidak berlebihan.
- Tunjukkan Kepribadian: Jadilah otentik dan biarkan kepribadian unik Anda bersinar.
Dengan menghindari jebakan konten yang sudah disebutkan, Anda tidak hanya mencegah unfollow, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dan loyal dengan komunitas online Anda.
Fokuslah untuk menjadi sumber yang menyenangkan dan berharga di feed mereka.
Apakah ada jenis konten ‘terlarang’ lain yang menurut Anda paling sering memicu unfollow? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!(*)