Inilah Perbedaan Gaya Main Gelandang Arsenal Mesut Ozil dan Martin Odegaard

Mesut Ozil dan Martin Odegaard
Mesut Ozil dan Martin Odegaard. Foto: ISTIMEWA/Rakcer.id
0 Komentar

RAKCER.ID – Arsenal selalu punya tempat untuk gelandang kreatif. Nama Mesut Ozil dan Martin Odegaard sering banget jadi bahan obrolan fans The Gunners. Keduanya memang sama-sama kidal, pernah main di Real Madrid, dan pakai nomor punggung yang spesial. Tapi soal gaya main, mereka benar-benar mencerminkan dua era sepak bola yang berbeda.

Mesut Ozil dan Martin Odegaard sama-sama jadi ikon Arsenal di lini tengah. Tapi, cara main mereka beda banget. Ozil terkenal banget soal assist umpannya tajam, visi permainannya luar biasa. Dia benar-benar playmaker klasik yang selalu bisa bikin peluang dari situasi yang nggak kelihatan. Sementara itu, Odegaard datang dengan gaya yang lebih modern. Dia nggak cuma kreatif, tapi juga punya etos kerja tinggi, rajin pressing, dan aktif bantu pertahanan. Soal statistik assist, Ozil memang unggul di Premier League.

Tapi odegaard menang di sisi lain dia lebih rajin, lebih sering menang tackle, dan umpan-umpannya juga efisien. odegaard jadi pemimpin pressing Arsenal di era sekarang, lebih lengkap dan cocok dengan tuntutan sepak bola modern.

Baca Juga:Persebaya Surabaya Bantai Persijap 4-0 BRI Super LeagueMalut United Menang Dramatis Lawan Borneo BRI Super League 

Ozil Sang Penyihir

Mesut Ozil itu benar-benar contoh gelandang nomor 10 klasik. Dia suka main di ruang-ruang kecil di antara lini, dan punya mata yang luar biasa tajam buat nemuin celah yang pemain lain bahkan nggak sadar ada di situ.

Soal visi dan kreativitas, Ozil bukan tipe yang suka sprint ke sana ke mari. Dia lebih sering jalan santai, cari ruang, kayak lagi ngamatin papan catur. Tapi begitu bola ada di kakinya, umpan terobosannya nyaris selalu bikin lawan kerepotan. Umpan-umpannya itu, killer ball banget susah banget dicari tandingannya.

Gaya main Ozil juga khas banget. Elegan, tenang, nggak suka ribut atau duel fisik. Dia lebih milih menangin pertandingan lewat kecerdikan posisi dan cara dia baca permainan, bukan lewat otot.

Tapi, ya, harus diakui, di sepak bola modern yang serba pressing dan tuntutan lari tinggi, Ozil sering dibilang jadi titik lemah saat bertahan. Intensitasnya buat bantu pertahanan memang nggak pernah jadi keunggulannya, dan itu sering jadi sorotan.

0 Komentar