88 Kasus ‘Monkeypox’ atau ‘Cacar Monyet’ Ditemukan di Indonesia

88 Kasus ‘Monkeypox’ atau ‘Cacar Monyet’ Ditemukan di Indonesia
Kementerian Kesehatan melaporkan 88 kasus cacar monyet (Mpox) di Indonesia hingga Sabtu, 17 Agustus 2024. foto:pinterest/rakcer.id
0 Komentar

“Kementerian Kesehatan telah melaksanakan vaksinasi Mpox bagi kelompok risiko tinggi pada tahun 2023 terhadap 495 sasaran,” kata Yudhi.

Ia mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (PHEIC).

Status tersebut, katanya, ditetapkan pada 14 Agustus 2024, sebagai respons terhadap lonjakan kasus Mpox di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara Afrika lainnya.

Baca Juga:Apa Itu Mpox, Simak Penularan, Gejala dan Cara PencegahannyaKonsumsi 8 Buah dan Sayur ini Agar Kamu Senantiasa Awet Muda dan Panjang Umur

Selain itu, ia menyatakan bahwa dalam laporan WHO terbaru, yang diterbitkan pada 15 Agustus 2024, Swedia menjadi negara pertama di luar Afrika yang mengonfirmasi Mpox jenis Klade Ib pada seseorang yang sebelumnya pernah mengunjungi Afrika Tengah. Klade I dianggap lebih parah dan menular daripada MPXV Klade II.

Jangan Pencet atau Garuk Lesi

Dokter spesialis kulit dan kelamin, Prasetyadi Mawardi, menyatakan bahwa varian Mpox Klade I 1a dan 1b belum ditemukan di Indonesia. Sejak 2022 hingga saat ini, varian yang ditemukan di Indonesia adalah Klade II.

“Clade I memang menurut refleksi angka fatalitas rate-nya relatif lebih tinggi dibanding Clade II, arian ini biasanya disebabkan oleh kontak erat, tidak melulu kontak seksual,” ucapnya.

Oleh karena itu, Prasetyadi menghimbau kepada siapa pun yang diduga menderita Mpox dan menunjukkan gejala untuk tidak memencet atau menggaruk luka pada kulit dan membiarkannya saja. Sebab, luka yang basah maupun kering sama-sama berisiko menyebarkan virus.

“Pasien juga tidak boleh berbagi barang-barang pribadi seperti handuk dan pakaian. Apabila terdapat benjolan atau bintil dan mengalami luka atau erosif, sebaiknya segera diberi obat,” ucapnya.

Yudhi Pramono mengatakan, penyebaran virus Mpox, khususnya dari orang ke orang, perlu diwaspadai. Penyakit ini dapat menular melalui sentuhan intim dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi, serta kontak tidak langsung dengan bahan yang terkontaminasi.

Menurut laporan “Laporan Teknis Mpox di Indonesia Tahun 2023” yang diterbitkan Kementerian Kesehatan tahun 2024, gejala Mpox yang paling umum pada kasus terkonfirmasi adalah lesi, demam, ruam, dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening).

Baca Juga:Rekomendasi Film yang Siap Temanimu Hadapai Quarter Life CrisisProfil Shakira Amirah, Salah Satu Mahasiswa UI yang Jadi Pemenang Clash Of Champions 

Menanggapi keadaan darurat kesehatan tersebut, ia lebih lanjut mengimbau masyarakat, khususnya wisatawan, untuk tetap waspada dan menghindari kunjungan ke negara-negara yang terjangkit Mpox, serta mematuhi imbauan pemerintah.

0 Komentar