CIREBON, RAKCER.ID – Film horor memiliki daya tarik unik yang sering kali memecah belah antara kritikus dan penonton di platform tinjauan film seperti Rotten Tomatoes. Untuk itu dalam artikel kali ini kami akan membahas informasi secara lengkap mengenai perbedaan penilaian dalam film horor di rotten tomatoes.
Meskipun seringkali tujuan menonton film horor adalah mendapatkan pengalaman yang menegangkan dan mencekam, perbedaan preferensi dan harapan antara kritikus film dan penonton seringkali menghasilkan perbedaan skor yang mencolok.
Berikut Beberapa Contoh Film Horor yang Menghadapi Perbedaan Penilaian yang Signifikan:
- Satan’s Little Helper (2004)
Pada tahun 2004, Satan’s Little Helper menjadi film yang mendapat banyak pengikut, namun skor penontonnya sangat rendah di Rotten Tomatoes. Film ini mencampurkan elemen horor dengan unsur humor, yang ternyata membuat sebagian penonton merasa teralihkan dari ketegangan yang seharusnya dirasakan. Meskipun para kritikus memuji efek darah dan desain karakternya, penonton lebih fokus pada humor yang dinilai mengurangi kengerian.
Baca Juga:Mengungkap Kengerian Terbaik: Lima Film Horor Teratas di Platform Streaming OTTMenciptakan Ruang Makan Estetik Ala Pinterest: Sentuhan Modern dan Menawan
- The Covenant (2006)
The Covenant mendapatkan skor kritik terendah di Rotten Tomatoes, tetapi penonton horor tampaknya memandangnya dengan sudut pandang yang berbeda. Meskipun banyak kritik terhadap akting, penulisan, dan narasi klise, penonton justru menemukan daya tarik dalam keunikan film ini. Kelemahan yang dikecam kritikus malah menjadi daya tarik bagi penggemar yang menganggapnya sebagai aspek yang menyenangkan.
- Halloween Kills (2021)
Halloween Kills menyajikan penilaian serupa dari kritikus dan penonton. Keduanya mencatat bahwa film ini kurang membantu memajukan kisah Michael Myers, tetapi penonton horor menganggapnya sebagai kesempatan untuk menikmati unsur kesenangan dan pembunuhan kreatif yang menjadi ciri khas Halloween. Meskipun kritikus menggunakan hal ini untuk mengutuk film, penonton mengakui bahwa itulah yang mereka cari dari franchise Halloween.
- Perpetrator (2023)
Perpetrator memperlihatkan perbedaan drastis antara ulasan kritikus yang memuji ambisi dan desain seni film dengan tanggapan kurang positif dari penonton. Penonton mengkritik film ini karena dianggap lebih mendahulukan gaya daripada substansi, sementara kritikus menyoroti komentar sosial dan eksplorasi genre yang dianggapnya canggih. Ini mencerminkan perbedaan prioritas antara kedua kelompok.