APBN 2022 Modal Kuat Respons Tantangan Global, Terbukti Tangguh Hadapi Guncangan

APBN 2022 bikin tangguh respons tantangan global
TALKSHOW. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Cirebon, menggelar talkshow kolaboratif membahas anggaran negara, terutama dampak APBN 2022 dalam perekonomian Indonesia. FOTO: ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.IDAPBN 2022 menjadi modal kuat merespons tantangan global di 2023. Hal itu disampaikan Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Cirebon, Lili Khamiliyah saat menggelar talkshow kolaboratif belum lama ini.
Menurutnya, APBN merupakan instrumen untuk mencapai tujuan nasional. APBN setidaknya memiliki 6 fungsi. Yaitu fungsi otorisasi, fungsi perencanaan, fungsi pengawasan, fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi.
APBN sebagai fungsi stabilisasi mengandung makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. Dalam menghadapi berbagai peristiwa yang berdampak serius pada perekonomian nasional.
Maka lanjut Lili, APBN berperan sebagai shock absorber yakni menjadi instrumen penting untuk memberi dukungan terhadap penanggulangan krisis dan pemulihan ekonomi serta reformasi struktural.
Lili juga mengatakan, dalam 3 tahun berturut turut sejak tahun 2020, anggaran perlinsos mengalami lonjakan signifikan.
Tahun 2020 sebesar Rp498 triliun dari tahun sebelumnya tahun 2019 sebesar Rp293,2 triliun, berlanjut di tahun 2021 sebesar Rp468,3 triliun dan tahun 2022 sebesar Rp427,5 triliun.
Perlinsos merupakan kluster dalam program PEN dalam APBN, yang dirancang agar masyarakat yang terdampak secara ekonomi dapat terus memenuhi kebutuhan dasarnya.
“Program Perlinsos antara lain berupa: Bansos Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT/Kartu Sembako), Paket Sembako Bansos Tunai (BST), Banos Beras bagi penerima PKH, Bantuan langsung Tunai (BLT) Dana Desa,” katanya.
Dana pemerintah melalui APBN, menganggarkan untuk program dukungan kepada Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM). Berupa kebijakan relaksasi penyaluran kredit program pemerintah (pembiayaan Umi dan KUR), penyaluran subsidi bunga, dan bantuan pemerintah, serta penempatan dana pada perbankan.
“Diharapkan UMKM mampu bertahan dan kembali mendorong untuk perekonomian nasional,” jelasnya.
“APBN 2022 telah bekerja keras sebagai shock absorber untuk melindungi masyarakat dan menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional. Kinerja positif APBN 2022 menjadi modal yang kuat untuk menghadapi tahun 2023 dan konsolidasi fiskal 2023,” ungkapnya.
Kerja keras APBN selama kurang lebih 3 tahun terakhir terang Lili, telah berhasil menjaga masyarakat dan perekonomian.
Terbukti tangguh menghadapi berbagai guncangan dan ancaman ketidakpastian. Kinerja APBN 2022 mampu meredam gejolak ekonomi dan mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat.

0 Komentar