CIREBON, RAKCER.ID – Kali ini rakcer akan membahas mengenai biografi wali songo sunan kalijaga, dari biografi singkat sampai karya – karya beliau yang masih dilestarikan.
Sunan Kalijaga adalah tokoh Wali songo terkenal yang berjasa dalam menyebarkan agama Islam, khususnya di Pulau Jawa, Indonesia.
Keberadaan dan perluasan Islam di nusantara bukan suatu kebetulan, melainkan juga dilakukan oleh sejumlah orang yang tidak sembarangan.
Baca Juga:Inilah Tokoh Penyebar Agama Islam di Indonesia Selain Wali SongoRiview Novel Santri Pilihan Bunda : Kisah Cinta Aliza yang Dijodohkan dengan Seorang Santri yang Bernama Kinaan
Sunan Kalijaga adalah salah satunya, dan beliau masih dipuja oleh umat Islam. Kenyataannya, makamnya tak pernah sepi pengunjung.
Lantas, berapa lama Sunan Kalijaga hidup? Apakah Sunan Kalijaga masih berkerabat dengan Sunan Walisongo yang lain? Bagaimana karya-karyanya akan dilestarikan di masa depan? Nah, agar rakcers paham siapa dia dan apa saja karya-karyanya, silahkan simak ulasan berikut ini!
Biografi Wali Songo Sunan Kalijaga
Masa kecil Sunan terbagi menjadi dua bagian. Sunan Kalijaga yang saat itu masih bernama Raden Said digambarkan sebagai pencuri pada edisi pertama.
Namun, kejahatan dan pencurian ini dia lakukan bukan untuk kesenangannya sendiri, melainkan demi kepentingan rakyat jelata.
Raden Said yang sejak kecil mengenyam pendidikan agama, merasa prihatin dengan masyarakat Tuban yang selalu miskin, sehingga membuat semangatnya memberontak.
Tentu saja Raden Said sempat mengutarakan kekhawatirannya kepada ayahnya, namun ayahnya hanyalah seorang penguasa bawahan Kerajaan Majapahit pusat.
Rasa persahabatan dan simpati Raden Said terhadap masyarakat Tuban kemudian mendorongnya melakukan tindakan nekat, mengambil makanan dari gudang Kadipaten.
Baca Juga:Wajib Baca!! Rekomendasi Buku Novel Islami Paling RomantisWajib Nonton!! Rekomendasi Film Netflix dengan Rating Paling Tinggi
Raden Said mencurinya dan diam-diam membagikannya kepada warga Tuban. Namun perbuatannya ini ketahuan oleh para pengawal Kadipaten dan mengakibatkan ia dihukum pengasingan dari Tuban.
Setelah pengusirannya, Raden Said melakukan perjalanan tanpa tujuan, namun dengan niat yang sama mencuri dan mencuri demi kepentingan orang miskin.
Kemudian ia pindah ke hutan Jatiwangi dan menjadi preman perampok yang merampok orang-orang kaya yang melintasi kawasan tersebut.
Sedangkan versi kedua menyebutkan bahwa Raden Said adalah seorang anak nakal yang tumbuh menjadi seorang sadis. Ia bahkan diklaim telah membunuh orang sehingga mendapat julukan Brandal Lokajaya.