BPS Lakukan Sensus Pertanian, 846 Petugas Ikuti Pelatihan

sensus pertanian
PEMBUKAAN. Bupati Kuningan, H Acep Purnama menyematkan topi kepada peserta pelatihan sensus pertanian. /rakcer.id/aleh malik
0 Komentar

RAKCER.ID – Sensus pertanian yang digelar BPS sangat diperlukan sebagai data yang akurat dan terkini, sebagai acuan pemerintah maupun stakeholder merencanakan dan merumuskan kebijakan-kebijakan baik kepentingan internal maupun kepentingan pembangunan nasional.

Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH, saat membuka pelatihan petugas pendataan lapangan sensus pertanian tahun 2023 di Hotel Horison Tirta Sanita Sangkanurip, Senin (22/5).

Bupati meminta pelaksanaan sensus pertanian tahun 2023 ini ditentukan oleh niat baik, tekad dan kesungghuan semua agar memperoleh data yang pas dan akurat.

Baca Juga:Mayoritas Mobil Pengangkut Sampah “Sudah Tua”, Sampah yang Diangkut ke TPA Heuleut 110 Ton Per Hari264 Warga Terima Bantuan Sambungan Listrik, Realisasi BPBL PLN dan Kementerian ESDM

Kepada para petugas bupati berpesan agar menjalankan tugas sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab, juga berpegang teguh pada pedoman yang ada.

Menurut bupati, Kabupaten Kuningan merupakan kabupaten agraris yang memiliki potensi pertanian yang luas. Dia berpesan kepada para petugas jangan sampai terjadi undercoverage atau terlewat, harus menggali data kepada responden supaya data yang dihasilkan berkualitas.

“Saya berharap kepada seleuruh petugas sensus untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam mendukung sepenuhnya kegiatan sensus demi kemajuan Indonesia yang kita cintai,” harap bupati.

Sensus Pertanian Digelar 10 Tahun Sekali

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kuningan Irna Afrianti mengatakan, tujuan pelatihan petugas sensus pertanian ini ialah untuk memberikan pemahaman tentang materi kuisioner dan instrumen lainnya dalam pelaksanaan pendataan di lapangan.

Selain itu memberikan bekal kepada para petugas dan memberikan motivasi agar semangat dalam penugasan di lapangan.

Pelatihan petugas sensus ini menggunakan metode pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan 3 hari, 22-24 Mei 2023 dengan total 21 jam pelajaran yang diikuti peserta berjumlah 846 orang.

“Sensus ini dilaksanakan setiap 10 tahun sekali, tahun ini merupakan pelaksanaan sensus pertanian ketujuh, dimana senus ini untuk menjawab berbagai isu pertanian baik nasional maupun global dan akan menjadi pijakan di masa depan terhadap pertanian dan pangan,” jelasnya.

Baca Juga:DPC PDIP Siapkan Majalengka Basis Pendukung Ganjar Pranowo8.000 Kuota Haji Belum Jelas, Calhaj yang Masuk Daftar Cadangan Diminta Bersiap-siap

Diungkapkan Irna, ada beberapa isu kunci mengenai pertanian diantaranya mengenai ketahanan pangan, ketersediaan akses dan keterjangkauan, kualitas dan keamanan pangan serta keberlanjutan secara ekonomi, lingkungan dan sosial.

“Maka perlu dukungan dari semua sektor terhadap kebijakan strategis pemerintah, yang akan berdampak pada reformasi penyaluran subsidi pupuk, perbaikan tata kelola, pengendalian laju konversi sawah, rekrtumen petani milenial, kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan, peningkatan kesejahteraan petani kawasan hutan, dan modernisasi sektor pertanian,” pungkasnya. (ale)

0 Komentar