Desa Mandiri Tagih Janji Gubernur Jabar, Kades Sindangwangi: Mana Mobil Maskaranya?

Desa mandiri tagih mobil maskara
TAGIH JANJI. Desa Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, meski berstatus desa mandiri, namun belum mendapatkan Mobil Maskara. FOTO: PAI SUPARDI/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.ID – Sejumlah desa yang berstatus sebagai desa mandiri di Kabupaten Majalengka, kembali menagih janji Gubernur Jawa Barat. Terkait reward berupa pemberian bantuan mobil Maskara dari Pemprov Jabar kepada setiap desa yang naik level menjadi desa mandiri.
Kepala Desa Sindangwangi, Dadan Armadani SE mengatakan, beberapa tahun lalu, Gubernur Jabar M Ridwan Kamil sempat menjanjikan Mobil Maskara untuk reward bagi setiap desa di Kabupaten Majalengka yang mampu menaikan statusnya ke desa mandiri.
Namun sayangnya, Desa Sindangwangi yang sudah berstatus sebagai desa mandiri selama dua tahun lebih, justru tidak mendapatkan. Sementara di lapangan, ada desa yang belum berstatus desa mandiri malah mendapat bantuan Mobil Maskara.
“Intinya pemerintah desa kan terus berupaya sekuat tenaga untuk meningkatkan level desanya dari berkembang ke maju, dan dari maju menjadi desa mandiri. Selain sebagai sebuah prestasi karena ada janji atau reward. Ya kita pertanyakan, mana nih Mobil Maskaranya,” ucap dia.
Sementara kondisi saat ini, tambah dia, baik desa berstatus berkembang, maju dan mandiri tidak ada perbedaan sama sekali. Misalnya dalam alokasi anggaran Dana Desa maupun dana Infrastruktur (IP). Yang membedakan, kata dia, untuk desa mandiri pengadministrasian DD-nya bisa dilakukan dalam dua tahap.
Masih menurut Dadan, pihaknya sudah berupaya berkomunikasi dengan pihak DPMD Jabar, diketahui saat ini ada informasi yang menyebutkan jika di tahun 2023, Pemprov Jabar hanya akan menyerahkan sekitar 83 unit Maskara saja.
Sementara jumlah desa dengan status desa mandiri di Kabupaten Majalengka lebih dari 200 desa. Bahkan di Sindangwangi saat ini, sebutnya, sudah ada 4 desa yang berstatus desa mandiri. Salah satunya Sindangwangi.
Harapannya, tambah dia, jika memang tidak bisa memberikan bantuan mobil Maskara, minimal ada pembeda antara desa berstatus berkembang, maju dan mandiri dalam bantuan IP atau lainnya.
Sehingga hal itu akan memicu motivasi bagi desa lainnya untuk sekuat tenaga menaikan level desanya.
“Ya minimalnya ada reward lainnya. Atau jumlah DD-nya dibedakan sesuai status desa, agar desa desa semakin termotivasi, dan merasa kerja kerasnya dihargai,” ucap pria yang tercatat sebagai Sekretaris KTNA Kabupaten Majalengka tersebut.

0 Komentar