RAKCER.ID – Minimnya penanganan sampah yang bisa ditangani Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menjadi sorotan dewan. Pasalnya, dari 1,2 ton persebaran sampah se Kabupaten Cirebon, yang bisa ditangani baru diangka 250 kilogram saja.
Masih jauh dari harapan. Padahal, ditahun lalu, sudah dicanangkan agar DLH bisa meningkatkan penanganan sampah. Kalaupun tidak seluruhnya, minimal bisa setengahnya tertangani.
Hal itu, disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Yoga Setiawan. Menurut dia, sudah ada solusi yang ditawarkan. Artinya tidak bisa lagi, DLH beralibi, karena minimnya armada yang dimiliki.
Baca Juga:Dukung UMKM, Ridwan Kamil Buka Pasar Kreatif Jawa BaratSambut Naharul Ijtima’, Rinna Suryanti: Ini Langkah Awal Kemenangan PKB
“Sejauh ini kan alibinya selalu begitu. Karena minimnya armada yang DLH miliki. Tahun kemarin, sudah kita anggarkan,” kata Yoga.
Memang, penganggarannya tidak sampai mengarah pada pembelian armada. Karena terbatasnya anggaran. Tapi, sudah disiasati untuk melakukan sewa. “Itu sudah kita anggarkan tahun kemarin. Karena armadanya sedikit kita anggarkan untuk sewa mobil truck,” katanya.
Hanya saja, pihaknya belum mengetahui persisnya seperti apa langkah dari DLH. Tehnisnya DLH lah yang mengetahuinya. “Nanti kita akan tanyaan langsung ke DLH nya. Itu sudah berjalan atau belum. Kemudian tekhnis pemungutannya seperti apa,” kata dia.
Karena, targetnya di 2023 ini, berdasarkan rapat banggar KUA-PPAS 2022 lalu, sampah harus bisa ditangani. “Kalau persebaran sampah sejauh ini sebanyak 1,2 ton, minimal separohnya lah bisa diatasi dengan adanya penambahan armada itu,” katanya.
Politisi Hanura itu, menegaskan untuk pengadaan armada memang sangat diperlukan. Tapi untuk pembelian armada memang belum mampu. Karena harga per unitnya yang cukup lumayan. PADnya masih minim.
Sebelumnya, Kabid Peningkatan Kapasitas dan Pemulihan Lingkungan DLH Kab Cirebon, Fifi Erneti SSos. Menurutnya setiap orang per harinya menghasilkan setengah kilogram sampah. Data ditahun 2022 total sampah per harinya se Kabupaten Cirebon berkisar 1.250 kg.
“Yang bisa ditangani baru 250 kg, di TPA Gunung Santri. Sisanya belum tergarap,” katanya.
Baca Juga:Percasi Miliki Ketua BaruHasto Kristiyanto Beri Sinyal Ridwan Kamil Bacawapres Ganjar Pranowo
Hal itu bukan tanpa sebab. Karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki saat ini. Baik dari segi SDM nya, alatnya maupun anggarannya. Maka masyarakat dihimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menerapkan pola 3R yakni Reuse, Reduce dan Recyle.