Film Dokumenter Dirty Vote, Menunjukkan Demokrasi Sedang Tidak Baik-Baik Saja!

0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Film Dirty Vote yang tayang di kanal YouTube Dirty Vote pada Minggu, 11 Februari 2024 pukul 11.11 WIB, mendapatkan perhatian yang signifikan di sejumlah platform media sosial dan menjadi trending topik. 

Film Dirty Vote ini, dengan durasi 1 jam 57 menit, disutradarai oleh Dandhy Laksono dan menampilkan tiga ahli hukum tata negara, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. 

Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sutradara fotografi Jagad Raya, videographer Yusuf Priambodo dan Benaya Harobu, serta produser Irvan dan Joni Aswira, menjadikan Dirty Vote sebuah karya kolaboratif.

Baca Juga:Film Dokumenter Dirty Vote: Politik Gentong Babi? Visualisasi Distribusi Dana Pemerintah untuk Proyek Lokal5 Cara Efektif Menerapkan Konsep Montessori dalam Menata Ruang Bermain Anak

Film Dokumenter Dirty Vote

Film ini menggandeng lima peneliti, Helmi Lavour, Kafin Muhammad, Nurdinah Hijrah, Rino Irlandi, dan Joni Aswira, untuk membahas isu-isu yang diangkat.

Sebelum dirilis, sebuah trailer berdurasi 2.14 menit ditayangkan dua jam sebelum pemutaran penuh film Dirty Vote.

Setelah diunggah melalui kanal resmi Dirty Vote di YouTube, beberapa kanal YouTube lain juga mengunggah video full movie film ini.

Hingga berita ini ditulis, film Dirty Vote full movie di kanal resminya telah ditonton lebih dari 3,1 juta kali dan menerima lebih dari 35 ribu komentar.

Dirty Vote adalah film dokumenter eksplanatori yang dipresentasikan langsung oleh tiga ahli hukum tata negara: Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari. 

Film ini mengungkapkan berbagai instrumen kekuasaan yang digunakan untuk memenangkan pemilu dan merusak tatanan demokrasi. Dengan analisis hukum tata negara, film ini menguraikan kecurangan pemilu.

Dirty Vote juga mengkritisi penggunaan infrastruktur kekuasaan yang kuat, dengan tanpa malu-malu mempertontonkan secara terbuka di depan publik untuk mempertahankan status quo. 

Baca Juga:Fresh Banget! Maksimalkan Ruang Keluarga 3×3 Meter dengan 7 Ide Desain yang Kece dan KekinianMenerangi Keindahan Ruang Makan, 7 Inspirasi Lampu Gantung Kayu yang Elegan

Zainal Arifin Mochtar di awal film telah menyerukan kepada penonton untuk menjadikan film ini sebagai landasan penghukuman. Film ini dianggap sebagai monumen dan tagihan bahwa masyarakat Indonesia memiliki peran besar dalam melahirkan Joko Widodo.

Bivitri Susanti menyatakan bahwa keterlibatannya dalam Dirty Vote bertujuan agar lebih banyak orang memahami kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2024. Menurutnya, kecurangan ini tidak boleh dibiarkan atas nama “kelancaran Pemilu.” 

0 Komentar