Hari Perempuan Internasional, DPRD Indramayu Berikan Kado Istimewa kepada 5 Wanita

hari perempuan internasional
APRESIASI. Ketua DPRD Indramayu, Syaefudin memberikan piagam penghargaan untuk salah satu perempuan di momen Hari Perempuan Internasional 2023. Foto: Tardiarto Azza/rakcer.id
0 Komentar

INDRAMAYU-Hari Perempuan Internasional juga diperingati di Indramayu. Kali ini, DPRD Kabupaten Indramayu memberikan kado istimewa berupa penghargaan tepat di Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD). Penerimanya adalah sejumlah perempuan Indramayu yang dianggap memiliki dedikasi tinggi.

Deretan perempuan hebat itu diantaranya adalah Rasminah yang berhasil mengubah ketentuan undang-undang usia perkawinan anak dari semula 16 tahun menjadi 19 tahun.

Kemudian, ada Darwinah sebagai pembina UMKM bagi para purna TKW, Mimi Wangi Indriya pelestari budaya tari topeng, Zahra Amin pegiat literasi, hingga Hanifa Handayani yang merupakan akademisi perempuan.

Baca Juga:Calon Haji yang Siap Berangkat ke Tanah Suci Ada 1.788 OrangMobil Maskara Cangkingan Datang Langsung Diserbu Pelajar

Ketua DPRD Indramayu, Syaefudin mengatakan, penghargaan ini sengaja diberikan atas dedikasi mereka selama ini. “Perempuan-perempuan hebat ini sudah lama berkiprah di bidangnya masing-masing demi mengharumkan nama Kabupaten Indramayu,” jelasnya.

Ia sangat berharap, keberadaan dan kiprah para penerima apresiasi tersebut dapat menjadi inspirasi bagi semua perempuan di Indramayu. Bahkan harus bisa terus berkarya, tangguh, dan mampu mengembangkan potensi diri dengan lebih baik lagi.

Sementara itu, Rasminah mengajak kepada semua pihak untuk bisa merangkul kesetaraan. Termasuk memperjuangkan hak-hak perempuan. “Semua perempuan harus mempunyai semangat yang tinggi untuk bisa setara,” ujarnya.

Sedangkan Zahra Amin mengaku terharu ketika mendapat apresiasi tersebut. Penghargaan yang ia terima didedikasikan pula untuk para relawan, lembaga, komunitas, dan pihak lainnya yang bergerak dibidang literasi.

“Salah satu karakter yang aku bangun adalah mengedukasi dan mengkritik dengan gaya fiksi. Ketika bicara lokalitas Indramayu, entah kemarin, hari ini atau esok hari. Aku mengemasnya dengan bahasa sastra dan prosa. Agar pesan dari tulisanku bisa sampai pada para pemegang kebijakan. Minimal di kotaku sendiri di Indramayu,” imbuhnya. (tar)

0 Komentar