RAKYATCIREBON.ID -Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Desa Rajasinga, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu bernama Tawinah (42) mengundang rasa iba dan keprihatinan dalam menjalani kehidupannya. Tak hanya serba kekurangan, ia juga mengasuh dua anaknya yang masih kecil-kecil.
Ia menghuni sebuah rumah berukuran 4×5 meter yang tidak layak huni. Di rumah itu ia tinggal bersama kedua anaknya, Ahmad Dani (10) dan Putra Bumi (3). Ironisnya lagi, tempat tidurnya yang sudah lapuk tanpa alas kasur, dan lampu penerangan seadanya.
Meski ODGJ, Tawinah bisa bertahan hidup dengan keadaan yang serba sulit dan tetap telaten dalam mengurus kedua anaknya tersebut. Terlebih lagi ia tidak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baca Juga:Pembangunan Terminal Ciledug Capai Rp60 MiliarSirojudin: Mudah-mudahan Masih Ada Kesempatan
Menurut kakaknya, Kayinah, adiknya mengalami gangguan jiwa sejak ditinggal oleh suaminya. Awalnya sering melamun yang kemudian mengalami gangguan jiwa.
Meski demikian, Tawinah tetap menyayangi kedua anaknya. Ironisnya lagi tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam bentuk apapun.
“Ya sebagai kakaknya ya, saya tidak mengerti, udah lama itu sudah hampir 25 tahun seperti itu gangguan jiwa. Tadinya sering ngelamun karena dicerai suaminya,” ungkapnya yang juga tak bersuami, Senin (31/1).
Kayinah mengaku kerap meneteskan air mata saat melihat adiknya dengan kondisi seperti itu. “Kadang saya sedih kalau lihat adik saya seperti itu, bawa-bawa anak kemana-mana, dengan kondisi tidak sadar sepenuhnya. Rumah juga sudah tidak layak, tapi ya bagaimana lagi. Saya juga membantu seadanya, kadang ngasih makan ya cuman nasi sama tempe, tahu kadang-kadang pakai kerupuk. Tapi mereka mau. Saya juga uangnya gak seberapa, karena saya juga cuman seorang janda,” tuturnya.
Koordinator Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kabupaten Indramayu, Adi Wijaya menyatakan, pihaknya akan mengupayakan keselamatan dua anak Tawinah tersebut.
Sehingga bisa mendapat hak-haknya sebagai anak, terutama hak mengenyam pendidikan. “Kedua anak ini diketahui tidak sekolah, dua-duanya,” sebut dia.
Dalam upaya itu pihaknya akan mencoba berkoordinasi dengan dinas terkait dan pihak yayasan panti asuhan. Ia berharap dengan upaya tersebut keduanya bisa sekolah dan memiliki harapan saat kelak dewasa. “Setahu saya sudah ada perhatian dari pemerintah, tapi mungkin belum ada pelaksanaannya,” tandasnya. (tar)