Intip Deretan Bisnis Presiden ke-8 Prabowo Subianto

Intip Deretan Bisnis Presiden ke-8 Prabowo Subianto
ransparansi dan akuntabilitas yang ditunjukkan oleh pejabat publik mengenai kekayaan mereka merupakan aspek penting untuk memastikan kepercayaan dan integritas dalam pemerintahan.FOTO:Pinterest.com/Rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID –Pemilihan Presiden 2024 yang baru saja berakhir telah menetapkan masing-masing pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia terpilih, yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Dengan jabatan baru Prabowo sebagai pejabat publik, masyarakat pun jadi penasaran dengan kekayaan dan kekayaannya karena ia wajib mengungkapkan status keuangannya.

Sebelum aktif di dunia politik, Prabowo merupakan perwakilan dari kelompok usaha saudaranya, Tirtamas/Comexindo. Selama berada di Amman, Yordania, ia fokus mempersiapkan bisnis terkait pertambangan, pengolahan kertas, dan eksplorasi energi, sebagaimana disebutkan dalam Corruption of the Presidency karya George Aditjondro (2006).

Baca Juga:Peluang dan Tantangan Bisnis Auto Care di IndonesiaStrategi Pemasaran Efektif untuk Bisnis Auto Care kamu

Pada tahun 2001, Prabowo bersama rekannya mendirikan Nusantara Energi yang menjadi motor penggerak akumulasi kekayaannya. Awalnya usaha mereka berkisar pada industri kertas dengan nama PT Kiani Kertas yang berlokasi di Berau, Kalimantan Timur.

PT Kiani Kertas sebelumnya dimiliki oleh “Raja Hutan” Bob Hasan. Namun, karena ketidakstabilan keuangan, pemerintah mengambil alih perusahaan tersebut pada tahun 1990an. Prabowo melihat potensi dalam merevitalisasi perusahaan kertas dan mengakuisisi PT Kiani Kertas senilai Rp 1,8 triliun dan mengubahnya menjadi PT Kertas Nusantara. Akuisisi ini menghidupkan kembali hubungannya dengan tokoh senior militer Luhut Binsar Panjaitan.

Sebagaimana diungkapkan Hendra Budiman dalam bukunya, “Pembisik Jokowi” (2015), Prabowo menjabat sebagai Direktur Utama di Kiani Kertas, sedangkan Luhut Binsar Panjaitan menjabat sebagai Ketua Dewan Komisaris. Sayangnya, hubungan positif mereka tidak bertahan lama, karena kondisi perusahaan yang sulit membuat kemitraan mereka menjadi tegang. Prabowo tidak mampu menjadikan Kiani Kertas menjadi perusahaan yang sukses dan sehat.

Setelah terjun ke industri kertas, Prabowo merambah ke sektor bisnis lain. Beliau terutama bergerak di industri kelapa sawit melalui PT Tidar Kerinci Agung, sektor perikanan melalui PT Jaladri Nusantara, dan sektor minyak dan gas melalui PT Nusantara Energy. Usaha-usaha ini beroperasi di bawah payung Grup Nusantara yang membawahi 27 perusahaan baik dalam negeri maupun internasional. Prabowo sangat bergantung pada sekutu politik dan anggota keluarga untuk memastikan keberhasilan usahanya.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan (LHKPN), Prabowo menyatakan harta senilai Rp 2,04 triliun tanpa utang. Kekayaannya mayoritas berupa tanah dan bangunan senilai Rp 275,3 miliar yang tersebar di Jakarta dan Bogor dengan ukuran dan nilai bervariasi.

0 Komentar