RAKCER.ID – Belakangan ini marak Isu redenominasi rupiah sedang ramai diperbincangkan publik. Bank Indonesia (BI) mengaku telah melakukan persiapan redenominasi dan tinggal menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakannya.
Redenominasi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukar. Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit dalam pecahan rupiah.
Namun penyederhanaan ini tidak akan mengurangi daya beli atau nilai rupiah terhadap barang atau jasa. Dengan kata lain redenominasi berbeda dengan sanering atau pemotongan nilai uang. Karena tidak mengurangi nilai mata uang, redenominasi tidak akan mempengaruhi harga barang. Redenominasi hanya bertujuan untuk menyederhanakan pecahan uang agar transaksi lebih efisien.
Baca Juga:CATAT !!! Pemilik Mobil listrik Wuling Air EV Tidak Boleh Sembarangan Mengganti Ukuran Ban Atau PelekPenyanyi Keturunan Hongkong Amerika Coco Lee Dikabarkan Meninggal Dunia
Secara teknis, setelah redenominasi rupiah, jumlah digit pada uang kertas akan berkurang tetapi nilainya tetap. Misalnya, Rp. 10.000 setelah redenominasi akan ditulis menjadi Rp. 10 dan nilainya tetap Rp. 10.000.
Jadi, jika sebelumnya kita membeli susu seharga Rp10.000 per kaleng, setelah redenominasi rupiah, harga produk menjadi Rp10 per kaleng.
Selain untuk mengefisienkan transaksi, redenominasi rupiah juga memiliki tujuan penting bagi perekonomian Indonesia, sebagaimana disampaikan dalam laman resmi DJKN Kementerian Keuangan.
Menanggapi hal tersebut, Ekonom Center for Reform on Economics (CORE) Etikah Karyani menegaskan BI harus menempuh pendekatan historis terlebih dahulu jika ingin melakukan redenominasi rupiah.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kebijakan redenominasi dapat menurunkan inflasi dan suku bunga riil. Selain itu, kebijakan ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar mata uang, terutama jika dilakukan dalam kondisi politik yang stabil. Demikian disampaikan Etikah.
“Artinya, redenominasi hanya menjadi faktor yang dapat mempengaruhi inflasi jika dilakukan dengan sukses dan diterima oleh masyarakat. Bahkan dapat mengurangi tekanan inflasi dalam jangka pendek,” ujarnya.
Meski ada pro dan kontra terhadap rencana redenominasi mata uang rupiah, Etika mengatakan rencana ini patut kita sambut baik, karena setidaknya dapat meningkatkan citra Indonesia di mata dunia. Namun, Bank Indonesia (BI) harus mempertimbangkan kondisi makroekonomi, kondisi moneter dan stabilitas keuangan, serta situasi sosial dan politik.