CIREBON, RAKCER.ID – Pemilu 2024 di Indonesia membawa angin segar dengan partisipasi aktif generasi muda, yang terdiri dari 66,8 juta pemilih dari generasi milenial dan 46,8 juta pemilih dari generasi Z, di dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 204.807.222 pemilih.
Untuk itu dalam artikel kali ini kami akan membahas secara lengkap mengenai beragam suara pemuda pada pemilu 2024 yang menuntut solusi holistik untuk isu lingkungan dan Pembangunan yang berkelanjutan. Yuk Simak inforamasi selengkapnya dalam artikel berikut ini.
Meskipun jumlah pemilih muda ini menjadi salah satu kelompok terbesar dalam pemilu mendatang, masih terdapat ketidakpuasan dan kekhawatiran di kalangan anak muda terkait dengan isu-isu krusial seperti lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga:Kehadiran Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi: Menghadapi Tantangan Etika di Balik Putusan KontroversialPresiden Jokowi Kembali ke Tanah Air Setelah Kunjungan Bersejarah ke Arab Saudi
Berikut Suara Pemuda pada Pemilu 2024:
Menurut Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia, Melki Sedek Huang, capres-cawapres yang akan bersaing di Pemilu 2024 belum menawarkan solusi holistik terkait dengan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda.
Melki berpendapat bahwa banyak calon pemimpin yang menganggap pemuda sebagai komoditas politik, tanpa mempertimbangkan secara menyeluruh apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh generasi muda.
Melki mengungkapkan kekhawatirannya terhadap klaim-klaim yang dibuat oleh para capres. Meskipun banyak di antara mereka berjanji akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi pemuda, namun menurutnya, pemuda membutuhkan lebih dari itu. Mereka memerlukan lingkungan yang layak, bebas dari polusi, dan berkelanjutan.
Bagaimana mungkin pemuda dapat berkonsentrasi dan bekerja efisien jika mereka terus-menerus terpapar polusi udara? Bagaimana mereka bisa merasa aman jika hak-hak dan jaminan mereka tidak diakomodasi oleh negara?
Melki berpendapat bahwa pemuda memiliki hak untuk hidup di lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Oleh karena itu, ia mendesak generasi muda untuk terus mengangkat suara mereka terkait isu-isu lingkungan, iklim, dan pembangunan berkelanjutan.
Melihat besarnya jumlah pemilih muda, suara mereka memiliki potensi besar untuk mempengaruhi kebijakan dan meminta capres-cawapres untuk menyampaikan solusi konkret terkait masalah iklim.
“Jangan biarkan isu-isu lingkungan ini terus diabaikan. Percuma jika kita membicarakan korupsi, lapangan pekerjaan, hak asasi manusia, namun kita tidak bisa bernapas dan hidup di lingkungan yang layak,” tegas Melki.