LPM UGJ Cirebon Kenalkan Teknik Bertani Purba ke Petani Karang Dawa Cirebon

KENALKAN. Ketua LPM UGJ Cirebon, Harmono SH MH mengenalkan teknik bertani purba kepada para petani Karang Dawa, Cirebon. FOTO: SUWANDI/RAKCER.ID
KENALKAN. Ketua LPM UGJ Cirebon, Harmono SH MH mengenalkan teknik bertani purba kepada para petani Karang Dawa, Cirebon. FOTO: SUWANDI/RAKCER.ID
0 Komentar

RAKCER.ID – Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UGJ Cirebon kenalkan teknik bertani purba ke petani Karang Dawa, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.

Momen itu juga dijadikan LPM Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon sebagai upaya membangun jejaring. Dengan melakukan halal bi halal bersama Yayasan Wangsakerta di Dusun Karang Dawa, Kecamatan Mundu, Cirebon.

Pada momen itu, Ketua LPM UGJ Cirebon, Harmono SH MH mengenalkan bertani motode purba. Sebuah teknik bertani yang dijalankan masyarakat zaman dulu tanpa menggunakan pupuk kimia. Melainkan biomassa sebagai sumber nutrisi tanaman.

Baca Juga:Smartfren Gali Potensi Komunitas Lokal Lewat WOW 100 Persen CirebonBacaleg Kota Cirebon Gelar Pertandingan Tinju Persahabatan

Metode purba dikenalkan lagi, lantaran tren gaya hidup sehat masyarakat kembali menguat. Produk pertanian organik laris manis di pasaran meski dijual dengan harga lebih tinggi.

Hal inilah yang mendorong LPM UGJ berniat menjalin kerja sama dengan Yayasan Wangsakerta terkait pengembangan teknik bertani yang ramah lingkungan.

Diketahui, Yayasan Wangsakerta melalui sekolah alamnya juga konsen mengenalkan pertanian organik kepada peserta didik.

“Ini dalam rangka mengoptimalkan dharma ketiga kita menjalin kerja sama dengan Yayasan Wangsakerta ini mampu membuat metode bagaimana belajar ini menjadi asyik,” kata Harmono.

Menurut Harmono, motode purba cocok diterapkan di Sekolah Alam Wangsakerta juga oleh para petani di Dusun Karang Dawa. Sebab, kondisi tanah di kawasan tersebut tergolong sulit air.

Dengan metode purba, peserta didik Sekolah Alam Wangsakerta dan pertani Karang Dawa dapat memanfaatkan lahan sempit yang minim air dan unsur hara, sekalipun menjadi media tanam yang aman dan kaya nutrisi bagi tanaman.

“Ini bagaimana bertani yang ramah, bertani tidak pakai traktor (untuk penggembur tanahnya). Tapi pakai bio massa saja,” lanjutnya.

Baca Juga:Lindungi Masyarakat, OJK Bersama SWI Tutup 15 Investasi Bodong dan 155 Pinjol IlegalKetimbang ke Bulog Cirebon, Petani Pilih Jual Gabah ke Tengkulak, Apa Alasannya?

Dengan kata lain, metode purba mengadopsi hukum kekekalan energi yang dipopularkan Albert Einstein. Karena jumlah nutrisi yang dibutuhkan tanaman, sebanding dengan produktivitas tanaman.

Menariknya, biomassa yang digunakan dalam metode purba tak perlu difermentasi pra tanam. Proses fermentasi justru dilakukan berbarengan dengan saat tanam.

Supaya kadar PH tanah sesuai kebutuhan tanaman. Biomasa dicampur dengan bakteri patogen dan non patogen. Korsorsium dua jenis bakteri ini membuat biomassa menjadi media tanam yang penuh nutrisi bagi tanaman.

0 Komentar