CIREBON, RAKCER.ID– Baru-baru ini, kelompok militan Yaman Houthi, yang menampilkan Jenderal Yahya Saari, menyatakan perang terhadap Israel.
Mereka melancarkan serangan dengan rudal balistik dan drone dalam jumlah besar ke berbagai sasaran di wilayah Israel.
Mengenal Militer Houthi Yaman
Kelompok Houthi yaman, menurut laporan dari situs Brookings, adalah faksi Syiah Zaydi atau Zaydiyyah.
Baca Juga:Houthi Yaman Resmi Nyatakan Perang Terhadap Israel dan Siap Bantu PalestinaIsrael kembali Gempur Kamp Pengungsian Jabalia di Jalur Gaza hingga Porak Poranda Tak Tersisa
Di dunia Islam, Syiah adalah minoritas, dan di dunia Syiah, Zaydi adalah minoritas.
Meski demikian, keyakinan yang mereka anut sangat berbeda dengan keyakinan kelompok Syiah di Iran, Irak, dan lokasi lain, meski mereka merupakan anggota kelompok Islam atau minoritas Syiah.
Nama Zaydiyyah diambil dari nama Zayd bin Ali, cicit Ali dan sepupu serta menantu Muhammad.Semua kalangan Syiah menjunjung tinggi sosoknya. Kesultanan Umayyah, negara dinasti pertama dalam sejarah Islam yang
memerintah dari Damaskus, digulingkan oleh pemberontakan yang dipimpin oleh Zayd bin Ali pada tahun 740.
Zayd terbunuh selama pemberontakan, dan diperkirakan kepalanya dimakamkan di sebuah kuil di Kerak, Yordania.
Citranya dipandang oleh faksi Syiah Zaydi sebagai khalifah teladan yang seharusnya memimpin Bani Umayyah.
Salah satu aspek latar belakang Zayd yang menonjol adalah penolakannya terhadap kediktatoran yang menindas.
Baca Juga:Benjamin Netanyahu Tolak Gencatan Senjata di Jalur Gaza dan Sebut Ini Waktu PerangSinopsis Drama Korea ‘Tell Me You Love Me’ yang Dibintangi Shin Hyun Been dan Jung Woo Sung
Hal itu dimunculkan sebagai simbol pemberantasan korupsi oleh aliran Syi’ah Zaidi.
Oleh karena itu, pemberantasan korupsi merupakan komponen kunci agenda politik Kelompok Houthi.
Seiring berjalannya waktu, pengaruh Houthi di Yaman semakin kuat.
Menurut informasi di situs Wilson Center, Yaman telah diperintah oleh Zaydi Imamah selama satu milenium. Namun pada tahun 1962, geng tersebut digulingkan. Dengan demikian, mereka kehilangan pengaruh politiknya di Yaman.
Hussein Abdereddin al Houthi, seorang pengkhotbah Zaydi terkenal, mengarahkan dimulainya pemberontakan Houthi pada tahun 1990an.
Ia menjabat sebagai anggota parlemen Yaman dari tahun 1993 hingga 1997.
Dia secara terbuka mengecam Presiden Ali Abdullah Saleh pada saat itu, dengan mengatakan bahwa dia terlalu dekat dengan AS dan Israel.
Setelah Presiden Ali Abdullah Saleh berhenti memberikan pendanaan kepada Houthi pada tahun 2000, ketegangan meningkat.
Hussein mulai mendukung penindasan anti-pemerintah sebagai cara protes terhadap pemerintah Yaman setelah merasa frustrasi dengan hal ini dan kondisi ekonomi negara yang buruk.