Meski Prabowo Menang, Rupiah Dinyatakan melemah 1,2% di Minggu Ini

Meski Prabowo Menang, Rupiah Dinyatakan melemah 1,2% di Minggu Ini
Masih harus dilihat bagaimana kebijakan fiskal pemerintah yang baru akan berdampak pada mata uang Indonesia. FOTO:Pinterest.com/Rakcer.id
0 Komentar

 CIREBON, RAKCER.ID –Terungkap bahwa rupiah Indonesia menutup minggu ini dengan kinerja yang lemah, terdepresiasi sebesar 1,2% dibandingkan nilainya pada minggu sebelumnya.

Penurunan ini disebabkan oleh tekanan dolar AS dan keluarnya modal asing dari pasar obligasi pemerintah selama tiga hari berturut-turut.

Menariknya, buruknya kinerja rupiah minggu ini terjadi bahkan setelah ketidakpastian pemilu Indonesia teratasi dengan diumumkannya hasil pemilu presiden dan legislatif oleh Komisi Pemilihan Umum. 

Baca Juga:Catat! Ini dia Jadwal dan Lokasi Menukar Uang Baru Untuk Warga Cirebon.Tergiur dengan Gaji Magang Di Jerman yang Besar, Ribuan Mahasiswa Jadi Korban Perdagangan manusia

Prabowo Subianto dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden, dan PDI Perjuangan keluar sebagai pemenang pemilu legislatif. Namun hasil tersebut gagal mengangkat citra rupiah selama sepekan ini. 

Euforia pasar global setelah pengumuman FOMC oleh Bank Sentral AS juga terbukti hanya berumur pendek dalam mendukung penguatan rupiah.

Pada perdagangan intraday Jumat (22/3/2024), nilai tukar spot rupiah menyentuh Rp15.789/US$, menandai level terlemah sejak 1 Februari dan akhirnya ditutup pada Rp15.780/US$, mencerminkan depresiasi mingguan sebesar 0,77% dan total penyusutan sebesar 1,2% year-to-date. 

Sebagai perbandingan, rupiah diparkir di Rp15.595/US$ pada Jumat sebelumnya. Kurs tengah Bank Sentral Indonesia JISDOR juga melemah menjadi Rp15.773/US$, turun 1% dibandingkan penutupan minggu sebelumnya.

Pelemahan nilai tukar rupiah terutama disebabkan oleh tekanan jual di pasar obligasi pemerintah yang masih signifikan. Investor asing mencatat arus keluar bersih sebesar USD 132,96 juta dari 19 Maret hingga 21 Maret, menurut data yang dikutip Bloomberg.

Sepanjang pekan ini, imbal hasil Surat Utang Negara (SBN) Indonesia meningkat di seluruh tenor. Yield SBN 10 tahun naik 2 basis poin menjadi sekitar 6,64%, sedangkan tenor 2 tahun naik lebih tinggi lagi menjadi 6,39%. Yield SBN tenor 30 tahun pun naik menjadi 6,92%.

Pelemahan nilai tukar rupiah bukan merupakan suatu kejadian yang terjadi begitu saja, karena hampir seluruh mata uang Asia terkena dampak penguatan dolar AS menyusul penilaian pasar terhadap pengumuman FOMC baru-baru ini. Selain itu, jatuhnya yuan Tiongkok semakin membebani reputasi mata uang Asia.

Baca Juga:PLN Borong Ribuan Mobil Listrik BYD, Untuk Kebutuhan Apa?Thailand memulai Uji Coba Produksi Mobil Listrik BYD, Selanjutnya Akan Di Indonesia

Selain karena faktor global, depresiasi nilai tukar rupiah juga dapat disebabkan oleh masih adanya ketidakpastian mengenai kebijakan fiskal pemerintahan baru, pasca pengumuman resmi Prabowo Subianto sebagai pemenang pemilu presiden pada 14 Februari lalu oleh Komisi Pemilihan Umum. 

0 Komentar