Minyak Goreng Kemasan Rakyat ‘Minyakita’ Hilang di Majalengka, Pedagang: Sudah Sebulan Terakhir

Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) Minyakita
LANGKA. Produk minyak goreng program Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) Minyakita langka di pasaran Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. FOTO: HASANUDIN/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.ID – Produk minyak goreng program Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) Minyakita langka di pasaran Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Harga Minyak Goreng Kemasan Rakyat Minyakita pun sempat menyentuh di angka Rp15.000 per liter dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.
Dani (48), salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Sindangkasih Cigasong Majalengka mengatakan, Minyak Goreng Kemasan Rakyat, Minyakita langka sudah sejak sebulan terakhir.
Akibatnya, para pedagang mengeluh karena minyak goreng itu menjadi salah satu barang yang paling dicari oleh masyarakat.
“Sudah gak ada Minyakita sebulan terakhir, kalau ada juga harganya Rp15 ribu per liter, jadi modal satuannya sudah di atas harga HET,” ujar Dani saat ditemui di lapak dagangannya, Rabu 1 Februari 2023.
Sehingga, daripada terus menjual minyak goreng di atas HET, Dani menyebut lebih baik menjual minyak goreng lainnya yang harganya tak jauh beda.
“Saya ambil dari sales, tapi sudah sebulan gak ambil karena harganya terus naik. Kalau kaya gitu kan mending jual minyak goreng lainnya gak jauh beda,” ucapnya.
Pedagang minyak lainnya, Nova (45) juga membenarkan bahwa Minyakita sudah sulit ditemui di pasar. Kalau pun ada harganya mencapai Rp15 ribu atau di atas harga HET.
Selain itu, sebagai pedagang eceran, Nova harus membeli ke supplier dengan harus membeli barang lainnya.
“Jadi gini, kalau saya beli Minyakita itu harus dikawinkan dengan harus membeli minyak merk lainnya. Daripada kaya gitu kan mending jual minyak lainnya,” jelas Nova.
Ia pun tidak mengetahui persis penyebab langkanya Minyakita ditambah naiknya harga beli di supplier. Namun menurut informasi yang diterima, produk Minyakita akan dicabut peredarannya dalam waktu dekat.
“Infonya mah begitu (produk terakhir) jadi langka dan mahal,” katanya. (*) 

0 Komentar